Waspada! Ini Empat Ciri Anak yang Sudah Kecanduan Gadget

Waspada! Ini Empat Ciri Anak yang Sudah Kecanduan Gadget

Whisnu Pradana - detikNews
Minggu, 21 Mar 2021 10:38 WIB
Boys are using digital tablet and is sitting on a sofa at home in Kuala Lumpur, Malaysia.
Ilustrasi anak-anak main gadget (Foto: iStock)
Bandung Barat -

Penggunaan ponsel atau gawai terus menerus ternyata memberikan dampak negatif hingga taraf adiksi. Tak cuma pada orang dewasa saja, kecanduan gawai juga bisa menyerang anak-anak.

Buntutnya banyak dari anak-anak usia 7 sampai 15 tahun mengalami adiksi atau kecanduan gawai hingga terpaksa menjadi pasien di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua, Jawa Barat, untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Berdasarkan catatan RSJ Cisarua pada bulan Januari hingga Februari 2021 terdapat 14 anak alami kecanduan gawai yang menjalani rawat jalan. Sementara pada tahun 2020 rentang bulan Januari sampai Desember total ada 98 anak yang menjalani rawat jalan gegara kecanduan gawai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas bagaimana gejala dan ciri-ciri yang ditimbulkan dari kecanduan gawai pada anak-anak?

1. Cenderung Emosional

ADVERTISEMENT

Anak yang mengalami kecanduan gawai memiliki gejala yang mudah emosi dan cenderung ekspresif jika keinginannya tak dipenuhi atau ketika ada pelarangan mengakses gawai oleh orangtua.

Hal itu pula yang biasanya mendasari orangtua membawa anak-anaknya ke RSJ Cisarua untuk melakukan sesi konsultasi hingga menjalani tahapan rawat jalan jika dirasa sudah sangat diperlukan.

"Ketika dilarang langsung ekspresi emosinya sangat tinggi. Bisa melempar barang, bahkan bisa mengancam dengan senjata tajam kalau tidak dituruti permintaannya, seperti ponsel dan kuota," kata Sub Spesialis Psikiater Anak dan Remaja RSJ Cisarua Lina Budianti.

Simak juga 'Diduga Kecanduan Game Online, Bocah di Subang Meninggal Dunia':

[Gambas:Video 20detik]



2. Bisa Lupa Makan dan Minum

Anak-anak yang kecanduan mengakses gawai juga banyak yang sampai lupa waktu bahkan untuk sekadar makan maupun minum. Mereka menganggap bermain games di gawai atau mengakses media sosial lainnya lebih penting.

Pada sejumlah kasus tertentu bahkan ada anak yang sampai mengalami dehidrasi lantaran tak beranjak dari posisinya saat bermain game dalam waktu yang teramat lama.

"Sempat ada pasien anak yang datang ke sini dengan kondisi dehidrasi karena kurang minum. Mereka akan sulit makan karena merasa ya main ponsel lebih penting," tuturnya.

3. Mengurung Diri

Pada kebanyakan kasus kecanduan gawai anak-anak lebih memilih mengurung diri dan mengurangi intensitas berinteraksi dengan teman sebayanya. Hal itu diperparah dengan minimnya pengawasan dari orang tua.

Anak yang sering mengurung diri juga berpotensi mengalami masalah pada interaksi sosialnya. Mereka lebih senang menyendiri daripada bergaul.

4. Agresif dan Bisa Melukai

Dalam kondisi tertentu, anak-anak yang mengalami kecanduan gawai bahkan tak segan mengancam orang lain dan dirinya sendiri tatkala keinginannya mengakses gawai tak dipenuhi.

Kondisi itu merupakan buntut dari ekspresi emosional yang mereka alami karena sudah berada dalam taraf adiksi gawai. Orang tua akhirnya akan kesulitan melakukan pembatasan jika anak sudah berlaku demikian.

"Ketika dilarang langsung ekspresi emosinya sangat tinggi. Bisa melempar barang, bahkan bisa mengancam dengan senjata tajam kalau tidak dituruti permintaannya, seperti ponsel dan kuota," ujarnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads