Pemerintah Putuskan Impor, Ini Respons Petambak Garam Cirebon

Pemerintah Putuskan Impor, Ini Respons Petambak Garam Cirebon

Sudirman Wamad - detikNews
Rabu, 17 Mar 2021 17:36 WIB
Petambak garam di Cirebon
Petambak garam di Cirebon (Foto: Sudirman Wamad/detikcom).
Cirebon -

Pemerintah telah memutuskan impor garam tahun ini. Kebijakan pemerintah membuat petambak garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, cemas. Selain impor, petambak garam juga menginginkan pemerintah turut andil mengendalikan harga garam rakyat.

Warsono (56), salah seorang petambak garam di Desa Pangarengan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon mengatakan saat ini harga garam rakyat belum menyentuh Rp 500 per kilogramnya.

"Saat ini per kilogram berkisaran Rp 250 hingga Rp 400. Harusnya, saat panen raya nanti minimalnya harga garam itu bisa Rp 500 per kilogram. Ini bisa menutupi kebutuhan sehari-hari," kata Warsono saat ditemui detikcom, Rabu (17/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warsono mengatakan ongkos produksi garam bisa mencapai Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. Ongkos produksi itu belum termasuk sewa lahan.

"Di sini banyak yang garap tambak sewa lahan orang. Jadi, Kalau harga garam tidak sampai Rp 500 per kilogram, ya bakal rugi. Idealnya harga Rp 500 hingga Rp 1.000 per kilogramnya. Kalau terjual satu ton dalam sehari, kita bisa mengantongi Rp 1 juta, bisa buat makan sehari-hari," katanya.

ADVERTISEMENT

Warsono tak ambil pusing dengan kebijakan impor garam yang dilakukan pemerintah. Hanya saja dia berharap pemerintah bisa lebih memerhatikan nasib petambak garam rakyat. Salah satunya dengan mengendalikan harga garam rakyat.

"Garam di sini katanya kurang bagus kualitasnya. Kalau masalah impor, itu urusan pemerintah. Kita minta supaya pemerintah bisa mengendalikan harga garam agar tidak turun. Kita minta itu. Untuk masalah bantuan itu nomor sekian," katanya.

Senada disampaikan Tono (40), salah seorang petambak garam. Ia meminta agar harga garam rakyat bisa stabil.

"Kita tidak minta muluk-muluk. Harga garam jangan sampai anjlok. Itu saja. Sekarang saya jadi kuli angkut garam untuk bertahan. Kita lagi jarang produksi garam karena musim hujan," kata Tono.

Tono mengaku mencari tambahan penghasilan dengan menjadi buruh atau kuli angkut. "Ya kuli angkut garam di gudang-gudang. Lumayan buat nambah-nambah. Di sini garamnya buat ke pabrik-pabrik," katanya.

(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads