Guru E dimarahi sejumlah aparat Desa Cijalingan, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi hanya karena memposting kondisi jalan menuju tempatnya bekerja di SMPN 1 Cicantayan.
Video saat peristiwa itu terjadi viral di media sosial, padahal persoalan itu sendiri sudah islah antara kedua belah pihak. Saat dikonfirmasi detikcom Camat Cicantayan Sendi Apriadi, memyebut video yang beredar saat ini merupakan potongan dari peristiwa yang utuh.
Video yang beredar di media sosial yang dianggap sebagai pemicu persoalan itu berawal dari unggahan guru E terkait kerusakan jalan menuju sekolah tempatnya bekerja. Soal kebenaran video itu, juga dibenarkan Kades Cijalingan Didin Jamaludin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (videonya)," singkat Kades Didin saat ditanya soal video tersebut, Jumat (12/3/2021).
Dalam video berdurasi 6 menit itu, selain memperlihatkan kondisi jalan juga terdapat sejumlah orang diduga aparat desa yang terlihat emosional dan mempertanyakan soal postingan. Kades Didin mengatakan, yang mendatangi guru E adalah aparat desanya.
"Ini aparat Desa, LPM, Karang Taruna dan sebagian anggota BPD, dan ada juga Babin," kata Didin.
Dilihat detikcom, dalam video itu terlihat beberapa orang aparat desa yang menanyakan soal unggahan yang dibuat oleh E termasuk motif dibalik unggahan tersebut.
"Apa maksudnya itu?," tanya seorang pria berkemeja putih dengan masker di dagu dia terlihat duduk bersama beberapa orang lainnya, tangannya menunjuk.
Selain pria itu, terdengar juga suara pria lain yang menanyakan soal motif dibalik unggahan di media sosial yang dibuat guru E.
"Apa motifnya mengkritik, apa sebagai lelucon apa disuruh orang lain banyak motifnya. Bapak yang bisa menjelaskan sekarang motifnya, kalau memang mau.. bisa datang ke desa ataupun bukan masalah post seperti itu, desa terbuka pak hayang (ingin) ini hayang ieu terbuka. Tapi tidak seperti ini, siapapun seperti ini .. pasti akan terpojokan dengan apa-apa pemberitaannya miring, faktanya tidak sesuai," kutip detikcom dari video.
"Posting diFacebook lagi, bukan status WA.Facebook itu sedunia tahu enggak," kata pria dengan masker di dagu yang memang berada di depan video.
"Apa maksudnya tujuannya apa, apa maksudnya posting di Facebook," lanjutnya.
"Kalau saya itu memang enggak ada tujuan apa-apa, saya juga diposting juga enggak berani menyebut nama desa, enggak berani," ungkap seseorang yang diduga guru E mencoba menjelaskan unggahannya.
"Itu kan sungai, saya nyebutnya bukan jalan," sambungnya masih dalam video.
"Ada, ada apa nggak nyebut enggak bedani desa. Ada desa itu, jangan nantang kamu ya," teriak pria dengan masker di dagu, ia juga terlihat membenturkan telepon selulernya ke meja.
"Buka aja Facebooknya, walau memang nyebut sungai tali itu foto-foto daerah mana. Apa maksudnya, mau nantang pemerintahan, instansi silahkan saya siap," lanjutnya.
"Saya enggak nantang pak, (postingan) penampakan sungai di daerah Cijalingan," suara pria yang berusaha membela diri.
"Fotonya apa, fotonya apa jalan atau sungai?," kata pria berkemeja putih
Di tengah video juga terdengar suara perempuan meminta pria berkemeja putih untuk tidak emosi. "Bapak punteun teu kengeng ngangge emosi," ucap perempuan dalam video.
Namun upaya itu dibantah oleh pria berkemeja putih. "Enggak usah, nggak usah emosi-emosi. Saya itu instnsi pemerintahan merasa marah. Wajar dong, ini pencemaran nama baik instansi," kilah pria berkemeja putih.
Setelah itu perdebatan antara maksud postingan yang menyebut sungai dan kondisi jalan terus berlanjut hingga akhir video.
Sebelumnya, Camat Cicantayan Sendi Apriadi membenarkan video tersebut, namun menurutnya permasalahan itu sebenarnya sudah diselesaikan dan sudah ada islah antara kedua belah pihak. Namun menurutnya, yang beredar saat ini adalah video yang tidak utuh.
"Informasinya tidak utuh, saat itu juga sudah selesai, (peristiwa) berawal dari postingan yang dibuat oleh guru dan dianggap postingan itu tidak patut dibuat oleh seorang guru. Meskipun faktanya memang jalan rusak, tapi alangkah baiknya dari sisi tata bahasa dan lain-lain sehingga didatangilah oleh perangkat desa ada BPD segala macam kemudian diklarifikasi," kata Sendi melalui sambungan telepon, Jumat (12/3/2021).