Asyik, Warga Bandung Bisa Tukar Sampah Jadi Emas
Sekarung botol plastik bekas, seikat kardus bekas, dibawa Wali Kota Bandung Oded M Danial dari Pendopo Kota Bandung ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Babakan Sari, Kiaracondong, untuk menukarkan sampah tersebut dengan emas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampah itu, ditukarkan Oded ke Bank Sampah Bandung Resik PD Kebersihan Kota Bandung di TPST Babakan Sari.
Sebelum mendapatkan emas, Oded sudah memiliki deposit ditabungan sampah miliknya. Setelah diberikan sampah itu, Oded langsung menerima emas seberat 0,050 gram dari petugas.
"Alhamdulillah, semoga bermanfaat," kata Oded usai menerima emas.
Sampah ditukarkan menjadi emas di bank sampah, merupakan turunan dari Program Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) yang menjadi program unggulan Wali Kota Bandung.
"Kami canangkan program nabung sampah menjadi emas dan gerakan satgas Kang Pisman. Saya berharap dengan inovasi nabung sampah jadi emas, akan menjadi sebuah spirit dan semangat warga masyarakat untuk lebih semangat memisahkan sampah karena bisa ditukar jadi emas," jelas Oded.
Ada dua ukuran emas yang bisa ditukarkan warga, yakni emas berukuran 0,025 atau seharga Rp 40 ribu dan 0,050 atau seharga Rp 80 ribu.
Untuk bisa melakukan penukaran sampah, menjadi emas warga harus menjadi anggota bank sampah tersebut.
Program, sampah jadi emas ini disambut warga Babakan Sari, Sri Rosmayanti dan Neneng Harumsari. Kedua warga ini sudah menjadi anggota bank sampah selama dua bulan dan mengkoleksi beberapa emas.
"Saya ikut baru dua bulan, kita sudah mengoleksi dua emas yang 0,025 gram dan 0,050 gram," ujar Sri.
"Kita kumpulkan macam-macam smapah, dus, plastik, botol, kaleng dan besi, sampah an organik. Kita kumpulkan di rumah," timpal Neneng.
(wip/mso)