Pandemi COVID-19 yang terjadi setahun belakangan memporak-porandakan sektor pariwisata di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Sektor pariwisata sendiri menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat besar bagi Bandung Barat. Namun selama pandemi COVID-19 sektor wisata jadi tak mampu menyumbang banyak bagi pendapatan KBB.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bandung Barat, pada tahun 2019 tiga sektor utama pada pariwisata menyumbang PAD yang sangat menjanjikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti sektor hotel yang mampu menyumbang Rp 18.069.667.988, restoran sebesar Rp 26.552.121.850, lalu sektor hiburan menyumbang Rp 4.324.793.294.
Namun pada tahun 2020 jumlah PAD dari pariwisata merosot lebih dari 50 persen. Catatannya hotel hanya mampu menyumbang Rp 9.892.119.987, restoran sebesar Rp 17.141.314.432, dan hiburan mencapai Rp 1.368.410.667
"Sektor pariwisata menyumbang PAD sangat besar. Tapi tahun 2020 itu menurun lebih dari 50 persen ketimbang 2019. Intinya sekarang kita harus memutar otak bagaimana menarik wisatawan tapi tak abai protokol kesehatan," ungkap Kepala Disparbud Bandung Barat Heri Partomo, Senin (15/2/2021).
Menurunnya jumlah setoran PAD dari pariwisata sejurus dengan merosotnya kunjungan wisatawan ke Bandung Barat, terutama kawasan wisata Lembang selama pandemi COVID-19.
Heri yang telah berbincang dengan pengelola wisata di Lembang, menerima informasi jika kunjungan wisatawan ke Lembang hanya mencapai 20 persen.
"Tentu kami sudah berbicara dengan owner wisata dan memang mereka mengaku kalau kunjungan itu maksimal hanya 20 persen. Ini tugas kita semua membantu mereka, mereka juga harus berinovasi," jelasnya.
Heri menjelaskan jika tugas berat bagi pemerintah dan pengelola wisata untuk kembali mendongkrak kunjungan wisata ke Bandung Barat.
"Kebijakan pemerintah berlaku untuk semua. Kondisinya memang sangat berdampak ke pariwisata. Kunjungan jelas sekarang sangat menurun. Itu jadi tantangan sangat berat buat kita membalikkan kondisi ini," tandasnya.
(mud/mud)