Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon, Jawa Barat, memastikan armada Bus Rapid Transit (BRT) beroperasi tahun ini. Trayek BRT ini akan melintas kawasan wisata dan obyek vital lainnya.
Kepala Dishub Kota Cirebon Andi Armawan mengatakan pengoperasian BRT merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan transportasi umum di Kota Cirebon. Dishub saat ini memiliki 10 unit BRT.
"BRT ini upaya untuk peningkatan angkutan kota. Hasil rapat terakhir, BRT akan dikelola langsung PD Pembangunan. Nantinya akan menggandeng pihak swasta dan Organisasi Angkutan Darat (Organda). Targetnya (beroperasi) Maret atau April," kata Andi kepada detikcom di kantor Dishub Kota Cirebon, Jalan Terusan Pemuda Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (9/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi mengatakan rencananya trayek BRT masuk dalam angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP). Dishub mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Cirebon dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Untuk di dalam kota, nanti trayeknya melintasi destinasi wisata dan rumah sakit. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Cirebon itu nantinya melintasi kawasan Brimob (Jalan Sultan Ageng Tirtaya) menuju arah Kedawung, dilanjut menuju lampu merah Trusmi dan putar balik mengarah Jalan Pilang Raya," kata Andi.
Destinasi wisata yang dilintasi BRT antara lain, kawasan kota tua, keraton, pusat perbelanjaan dan lainnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Kota Cirebon Imam Yahya menambahkan beroperasinya BRT akan menjadi salah satu upaya untuk mengembangkan pelayanan transportasi di Kota Cirebon.
"Kita tinggal menunggu kesiapan PD Pembangunan. Kalau untuk anggarannya sudah dianggarkan dalam APBD 2021. Kita mendorong agar BRT bisa dioperasikan tahun ini," kata Imam.
Imam menyebutkan, anggaran untuk operasional BRT mencapai Rp 500 juta. Anggaran tersebut disalurkan ke PD Pembangunan sebagai anggaran kesiapan atau awal beroperasinya BRT.
"Tinggal bagaimana nanti teknisnya, seperti rute, terminal, trayek dan lainnya," ucap Imam.
(mso/mso)