Sebanyak 2.300 tenaga kesehatan (nakes) di Kota Cirebon, Jawa Barat, terdaftar vaksinasi COVID-19. Namun, hanya 1.287 nakes yang memenuhi persyaratan disuntik vaksin COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Edy Sugiarto mengatakan nakes yang belum divaksinasi karena beberapa hal, seperti hipertensi, komorbid, dan lainnya. Edy mengatakan dari 1.287 nakes yang menjalani vaksinasi itu, beberapa di antaranya mengaku merasakan efek samping.
"Total kemarin itu yang divaksinasi 1.287 nakes. Mereka ada yang merasa mual dan mengantuk. Ada juga lima nakes yang mengalami lapar terus setelah divaksinasi," kata Edy kepada awak media saat jumpa pers melalui virtual, Kamis (4/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eddy menegaskan efek samping itu hanya bersifat sementara. Setelah itu kondisi kesehatan nakes yang menjalani vaksinasi terbilang baik. "Setelah nakes itu nanti TNI dan Polri. Kemudian, petugas yang menjalankan pelayanan publik," kata Edy.
Dia menambahkan untuk total warga Kota Cirebon yang bakal divaksinasi sebanyak 203.123 jiwa. Vaksin COVID-19 bagi warga Kota Cirebon itu akan dilakukan secara bertahap hingga April 2022.
"Total vaksin untuk Kota Cirebon itu sekitar 406.000 vial, total warga Kota Cirebon yang divaksinasi 203.123 jiwa. Pertama yang divaksinasi nakes, kemudian pelayanan publik, penduduk, dan warga yang komorbid serta lansia," kata Edy.
Sekda Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan alokasi penanganan COVID-19 dan vaksinasi itu menyesuaikan keputusan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). "Baru kita alokasikan Rp 20 miliar, durasinya sampai Desember 2021. Ini untuk penanganan COVID-19 dan vaksin," kata Agus.
Menurut Agus, anggaran penanganan Corona dan vaksin COVID-19 itu disalurkan melalui biaya tak terduga (BTT). "Sebelumnya BTT itu sudah dianggarkan Rp 4,5 miliar. Kemudian di Dinkes ada Rp 4 miliar. Jadi total BTT itu Rp 28,5 miliar," tutur Agus.
(bbn/bbn)