Cerita Dede Tinggalkan Rumah karena Pergerakan Tanah di Sukabumi

Cerita Dede Tinggalkan Rumah karena Pergerakan Tanah di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikNews
Rabu, 03 Feb 2021 16:34 WIB
Pergerakan Tanah di Sukabumi
Pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Kabupaten Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Sukabumi -

Satu per satu rumah warga di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, ambruk akibat pergerakan tanah. Sebagian bangunan lainnya sengaja dihancurkan lantaran dinilai membahayakan.

Dede, salah satu warga terdampak bencana, hanya bisa termangu di depan rumah yang baru ia tempati selama tiga bulan. Rumahnya itu baru selesai dibangun. Lantaran terjadi pergerakan tanah, Dede terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya.

Pergerakan tanah di Ciherang terjadi sejak awal Desember 2020. Secara bertahap warga pergi meninggalkan dan mengosongkan rumahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiga tahun dibangun sedikit-sedikit, sudah jadi (rumah) baru ditinggali. Sudah 3 bulan tinggal terpaksa mengungsi ke rumah saudara, rumah saya hancur perlahan-lahan," kata Dede, Rabu (3/2/2021).

Dede kini tinggal di kediaman salah satu saudaranya, ia mengaku sedih dengan kejadian bencana yang terjadi di kampung halamannya. Namun seperti warga lainnya, ia hanya pasrah menerima keadaan. Terlebih, hari ini dinding rumahnya kembali ambruk.

ADVERTISEMENT

"Tidur di rumah saudara, rumah hancur perlahan-lahan, perasaan sedih. Cuma mau gimana lagi. Sempat dengar ambruk, kirain apa, ternyata rumah saya," tutur Dede.

A Ahmad, petugas P2BK Kecamatan Nyalindung, mengatakan ada sebanyak 20 rumah, 21 Kepala Keluarga (KK) 51 jiwa warga terdampak. Total ada 37 rumah dengan sebanyak 56 KK dan 158 jiwa mengungsi di beberapa lokasi, sebagian diantaranya berada di SDN Ciherang.

"Sampai saat ini pergerakan tanah masih terus bergerak dan di saat ini curah hujan cukup tinggi. Beberapa rumah yang sudah tercatat sekitar 20 rumah, 21 KK dan 51 jiwa. Untuk yang mengungsi saat ini sudah 37 rumah, 56 KK dan 158 jiwa yang terbagi di dua lokasi, ada yang di rumah saudaranya dan di sekolah," ujar Ahmad.

Pergerakan Tanah di SukabumiRumah warga rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Kabupaten Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)

Menurut Ahmad, suara gemuruh dan dentuman memang masih sering didengar warga hingga saat ini. Bahkan nyaris setiap sore suara-suara itu masih menghantui warga setempat.

"Dentuman dan gemuruh kemarin sekitar jam 19.00 WIB, kami sedang berada di posko. Kami juga mendengar sendiri suara gemuruh itu, lalu melihat masyarakat panik keluar rumah. Masyarakat berhamburan pada keluar mendengar suara gemuruh dan getaran itu," ujarnya.

"Dampak dari itu (gemuruh-dentuman) paling ada retakan retakan kecil, dan retakan sendiri masih terus berdampak. Setiap hari ketika hujan deras kemarin sore terjadi lagi suara dentuman yang berada di sekitar lokasi," kata Ahmad menambahkan.

Halaman 2 dari 2
(sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads