Warga Ciherang Sukabumi Masih Dihantui Suara Gemuruh Nyaris Setiap Malam

Warga Ciherang Sukabumi Masih Dihantui Suara Gemuruh Nyaris Setiap Malam

Syahdan Alamsyah - detikNews
Rabu, 03 Feb 2021 12:38 WIB
Warga kampung Ciherang dihantui suara gemuruh yang terjadi nyaris tiap malam
Warga kampung Ciherang dihantui suara gemuruh yang terjadi nyaris tiap malam (Foto: Syahdan Alamsyah)
Sukabumi -

Warga yang tinggal di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi masih mendengar suara gemuruh disertai getaran pelan. Kondisi itu dirasakan warga nyaris setiap malam.

Informasi yang diperoleh dari warga ada sebanyak 53 Kepala Keluarga yang terpaksa meninggalkan rumah warga karena kondisi pergerakan tanah terus meluas. Total sekitar 6 rumah terpaksa dirobohkan karena dinilai membahayakan, sebagian rumah ditinggal penghuni. Kampung yang dulunya ramai, kini sepi bak kampung mati.

"Di kedusunan ini kampung ini yang paling ramai, namun setelah ditinggal penghuninya sekarang sepi. Lagipula warga juga mendengar dentuman dan gemuruh setiap malam, jadi mereka takut," kata Egi, warga setempat kepada detikcom, Rabu (3/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suara dentuman disertai gemuruh terdengar jelas saat detikcom mewawancarai warga. Tidak lama terdengar ramai teriakan warga dari arah dekat Posko Kebencanaan, dinding salah satu rumah roboh mengeluarkan suara benturan keras.

"Kalau ada suara gemuruh kemudian dentuman pasti ada saja kejadian, kalau enggak tanah yang tambah bergerak. Kalau barusan itu ada rumah yang dindingnya ambruk," lanjut Egi.

ADVERTISEMENT

Warga juga memasang tanda khusus untuk mengecek kedalaman dan lebarnya tanah yang bergerak. Tanda itu juga disertai alarm sederhana yang dibuat dari kaleng, ketika ada getaran otomatis alarm berbunyi keras. Sesekali terlihat personel BPBD meminta warga jauh dari lokasi menggunakan pengeras suara.

"Bambu ini sengaja dibuat untuk mengetahui ketika ada pergerakan tanah, kaleng pasti berbunyi nyaring. Setiap malam, warga khususnya pemuda tetap berkeliling memeriksa. Jadi kalau ada gemuruh atau dentuman pasti terdengar," kata Cepi, salah seorang pemilik rumah yang mengungsi.

"Catatan terakhir itu ada 53 KK yang mengungsi, selain itu ada juga lima makam yang direlokasi. Titik-titik yang membahayakan memang dipasang garis polisi dan papan penanda zona berbahaya," tambah Cepi.

(sya/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads