Pemerintah Kabupaten Bandung Barat mewaspadai potensi timbulnya gempa bumi akibat pergerakan Sesar Lembang dengan menyusun rencana kontigensi (renkon).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Barat Duddy Prabowo mengatakan rencana kontigensi itu menitikberatkan pada langkah mitigasi Sesar Lembang.
"Di dokumen renkon kita sudah skenariokan kemana warga harus evakuasi. Jadi titik evakuasi sudah ditentukan ada di dokumen renkon. Tapi kalau penentuan relokasi belum," kata Duddy, Kamis (28/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aktivitas Sesar Lembang terakhir kali mengguncang Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, KBB pada 28 Agustus 2011 silam.
Pada peristiwa itu, aktivitas Sesar Lembang bergerak dengan kekuatan 3,3 magnitudo. Namun, meski tidak terlalu besar sedikitnya ada 105 rumah warga di kawasan kampung tersebut mengalami kerusakan.
"Itu terakhir kali terjadi dan sampai saat ini belum ada lagi. Hanya saja kita antisipasi dan waspadai potensi pergerakannya dengan terus sosialisasi dan membentuk rencana kontigensi itu," ujar Duddy.
Sesar Lembang sendiri saat belum menunjukkan adanya aktivitas lagi setelah kurang lebih 10 tahun terakhir. Dalam rentang waktu 2010 sampai 2011, sedikitnya ada 14 kali gempa.
Namun berdasarkan pemetaan, ada empat kecamatan di wilayah Bandung Barat yang berada tepat di garis Sesar Lembang yakni Lembang, Parongpong, Cisarua, dan Padalarang. "Panjangnya 29 kilometer melintang dari timur ke barat. Ada empat kecamatan yang langsung terlintasi dan itu jadi yang paling terdampak. Kalau gempa maksimal terjadi sampai magnitudo 6,8, semua wilayah di Bandung Raya terutama Cimahi, KBB, dan Kota Bandung bakal terdampak," tutur Duddy
DPRD KBB meminta Pemkab menggenjot sosialisasi dan edukasi soal Sesar Lembang pada masyarakat. "BPBD KBB harus terus melakukan edukasi pada masyarakat tentang siaga bencana Sesar Lembang dengan mengoptimalkan desa siaga bencana. Harus lebih dimasifkan lagi," ucap Ketua DPRD KBB Rismanto.
Rismanto mendorong BPBD harus memperhatikan peringatan yang dikeluarkan oleh BMKG soal potensi gempa bumi yang disebabkan dari pergeseran Sesar Lembang. "Saya rasa peringatan dari BMKG harus diperhatikan, bukan untuk menakut-nakuti. Peringatan ini juga kan memiliki nilai edukasi dan membuat kita lebih waspada," kata Rismanto.
(mud/mud)