Sebuah bangunan rest area di Jalan Raya Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, kondisinya saat ini sudah tak terurus. Bangunan tersebut, dibiarkan kosong setelah ditinggalkan para pedagang sejak awal 2020 lalu.
Pantauan detikcom, bangunan yang terletak di Desa Mekarsari, Pandeglang, ini tadinya difungsikan untuk menunjang operasional jalan Tol Serang-Panimbang. Saat itu, Pemkab Pandeglang menghabiskan anggaran hingga Rp 1,4 miliar untuk membangun rest area tersebut yang berasal dari dana alokasi khusus (DAK) Kementerian Pariwisata tahun 2018.
Pada bulan Desember 2019, tepatnya menjelang tahun baru 2020, bangunan rest area ini diresmikan langsung oleh Bupati Pandeglang Irna Narulita. Bahkan selama seminggu berturut-turut, berbagai panggung hiburan dihadirkan supaya bisa menarik wisatawan dan investor berdatangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, euforia itu tak bertahan lama. Bangunan rest area ini tak mampu mengundang wisatawan dan investor untuk meramaikan sejumlah kios dagangan yang memang dikhususkan untuk menjual beberapa cindera mata hingga oleh-oleh khas Kabupaten Pandeglang.
"Ramainya cuma seminggu doang. Udah gitu mah sepi lagi, enggak ada yang dateng ke sini," kata Sarti salah satu warga setempat saat ditemui wartawan di Pandeglang, Banten, Minggu (24/1/2021).
Awalnya, 7 unit kios di rest area ini penuh terisi oleh para pedagang yang menjajakan aneka oleh-oleh mulai dari cindera mata, makanan khas Pandeglang hingga beragam baju batik. Namun perlahan, para pedagang mulai menutup kios tersebut lantaran sepinya pengunjung hingga membuat bangunan itu tak berpenghuni kembali.
Tak jarang, warga setempat pun banyak yang tidak berani mendekat ke bangunan tersebut. Apalagi memasuki malam hari, kondisi rest area disebut lebih mirip bangunan menyeramkan karena hampir semua gedungnya tak mendapat aliran listrik alias gelap total.
"Sering denger suara-suara kayak ada jatoh, gedebug kerasa suaranya. Tapi pas di cek pagi-pagi enggak ada apa-apa," ujar Sarti yang kebetulan tinggal di belakang rest area tersebut.
"Yang ibu khawatirkan bukan cuma itu doang, takutnya dipakai sama orang yang enggak bertanggungjawab berbuat yang aneh-aneh di sini. Di sini kan tempatnya jauh sama rumah-rumah warga, jadi enggak terlihat sama yang lain, bahkan enggak ada yang ngontrol kalau malam hari," tambahnya.
Selain kondisinya yang disebut menyeramkan, bangunan rest area itu juga sudah banyak yang rusak lantaran tak terurus. Bahkan, atap plafon bangunan itu sudah banyak yang jebol meski baru diresmikan pada akhir 2019.
Kondisi itu diperparah setelah pemda setempat tak pernah terlihat datang ke lokasi untuk memperbaiki bangunan yang rusak atau hanya sekedar datang melihat situasi rest area tersebut. Kesan seran dan kumuh pun tak bisa dihilangkan setelah bangunan itu ditinggal pergi oleh para penghuninya.
"Tadinya ibu seneng ada yang ramai di sini, tapi sebentar doang. Sebetulnya banyak yang datang nanyain katanya mau ngisi rukonya, tapi pada balik lagi katanya nunggu pas ramai aja," beber Sarti.
Saat dihubungi, Kepala Dinas Pariwisata Pandeglang Asmani Raneyanti belum bisa menanggapi kondisi rest area itu lantaran sedang mengurus anggota keluarganya yang sakit di Jakarta. Ia mengaku akan memberikan tanggapannya kepada wartawan pada Senin (25/1/2021) besok saat berada di kantornya.
"Saya lagi di Jakarta dulu, ada keluarga yang sakit. Insya Allah besok aja yah, kan besok sekalian saya masuk kantor," singkatnya.
Tonton juga 'Rest Area Km 50 Tol Japek Kini Tinggal Kenangan':
(mud/mud)