Warga Perumahan di Lokasi Longsor Sumedang Segel Kantor Pemasaran

Warga Perumahan di Lokasi Longsor Sumedang Segel Kantor Pemasaran

Muhammad Rizal - detikNews
Sabtu, 23 Jan 2021 15:32 WIB
Warga lokasi longsor sumedang segel kantor pemasaran
Foto: M Rizal
Sumedang -

Puluhan warga perumahan Satria Bumintara Gemilang (SBG) menyegel kantor pemasaran Perumahan SBG di Jalan Parakanmuncang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Sabtu (23/1/2021). Perumahan itu merupakan lokasi longsor beberapa waktu lalu yang menewaskan 40 orang.

Berdasarkan informasi dihimpun, tindakan ini dilakukan lantaran pengembang perumahan tersebut lalai membangun Tembok Penahan Tebing (TPT) dan saluran darainase di tengah perumahan mereka.

"Kami sengaja menyegel kantor pemasaran SBG ini. Tindakan ini dilakukan untuk mengetuk pengembang agar cepat meyelamatkan warga RT01/13, dan mengantisipasi agar tidak kembali terjadi longsor," ujar salah satu warga SBG, Ahmad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum terjadi longsor pertama di RT 3/21, kata Ahmad, sebelumnya sempat terjadi longsor di Perumahan SBG tepatnya di RT01/13. Namun berhubung terjadi longsoran susulan di Bojong Kondang sehingga menjadi terabaikan.

Padahal, kata Ahmad longsor yang terjadi di wilayahnya pun sama membahayakan. Sebab di atas pemukiman warga ada torn penampungan air berkapasitas 20 ribu liter, dan itu untuk konsumsi warga perumahan SBG sebanyak 3.682 jiwa.

ADVERTISEMENT

"Pengembang terlena, padahal jika terjadi longsor susulan, akan berimbas kepada warga yang berada di bawah perumahan SBG, yakni warga Dusun Cicabe Legok RW 09, dan itu akan menjadi masalah kembali," ujarnya.

Warga lokasi longsor sumedang segel kantor pemasaranWarga lokasi longsor sumedang segel kantor pemasaran Foto: M Rizal

Selain itu, berdasarkan hasil analisa para ahli Geolistrik bahwa di RT01/13, sebanyak 22 unit rumah yang masuk kategori zona merah dan harus tinggal di kamp pengungsian.

Menurut Ahmad, warga pun telah melakukan antisipasi dengan memasang terpal di area longsor. Hal ini dilakukan agar air hujan tidak sampai turun langsung ke tanah, namun di alirkan ke drainase yang sudah disiapkan.

"Kami sangat khawatir terjadi longsor susulan, namun selama 12 hari ini tidak ada sama sekali upaya untuk antisipasi dari pihak pengembang (SBG). Jadi Kami khawatir, di saat terjadi hujan besar semua (warga) pada mengungsi," kata Ahmad.

Sebelumnya, kata Ahmad, manjemen SBG pun berencana amemberikan bantuan batu, semen, dan pasir untuk membangun drainase. Namun, kata dia, hal tersebut ditolak warga, karena warga yang sudah terdampak bencana, dan mengungsi harus memikirkan pembangunan dan mencari tenaga kerja untuk membangun drainase.

"Kan aneh, seharusnya pengembang yang terjun langsung memperbaiki, karena perusahaan memiliki tenaga ahli. Pengerjaannya jangan diserahkan kepada warga," kata dia.

Menurutnya, pasca terjadinya bencana longsor di Dusun Bojong Kondang, pihak pengembang pun sama sekali tidak terlihat mendatangi warga terdampak. "Jangankan menyalurkan donasi, perhatian pun tidak ada," katanya.

Ahmad menyebutkan perusahaan itu tidak memberikan perhatian atau solusi bagi warga yang terdampak longsor, warga tidak akan melepas segel di kantor pemasaran perusahaan tersebut.

"Kami tidak melepas segel, sebelum permintaan warga dipenuhi oleh pihak pengembang. Kami meminta perhatian perusahaan dan untuk mengambil langkah agar warga tidak gelisah" ucap Ahmad.

Sementara itu, saat dikonfirmasi mengenai perihal tersebut, manajemen SBG belum memberikan tanggapan. Hingga berita ini diturunkan, konfirmasi melalui telepon yang dilayangkan belum mendapat respons.

(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads