Pedagang daging sapi di Pasar Ciroyom, Kota Bandung, mogok berjualan. Hal itu mereka lakukan karena harga daging sapi terus mengalami kenaikan.
Kadisdagin Kota Bandung Elly Wasilah mengungkapkan berdasarkan pemantauan yang dilakukan di 8 pasar tradisional, hanya pedagang daging sapi di Pasar Ciroyom Bandung saja yang melakukan mogok berjualan.
"Karena harga mahal, jadi menjual juga khawatirnya tidak ada konsumen yang beli, mereka memutuskan mogok," kata Elly via sambungan telepon, Kamis (21/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari informasi yang dihimpun, pedagang daging sapi di Pasar Ciroyom, sudah mogok berjualan selama dua hari. Kenaikan harga daging sapi ini terjadi karena dipicu adanya kenaikan di tingkat rumah pemotongan hewan.
"Ada kenaikan, biasanya dari Rp 42-Rp 45 ribu per kilogram bobot hidup sekarang Rp 47-Rp 49 ribu per kilogram bobot hidup," ucap Elly.
Elly berharap aksi mogok berjualan pedagang dagi sapi di Pasar Ciroyom tidak diikuti oleh pedagang di pasar lainnya. Karena dikhawatirkan bisa mengganggu pelaku usaha di sektor hilir seperti restoran.
"Jangan dong, Kota Bandung kondusif karena saya kasihan kepada pelaku usaha hilir, restoran, restoran Padang, bakso dan lainnya. Kami mengharapkan jangan ada mogok di Kota Bandung, Alhamdulillah menurut saya pedagang di Kota Bandung Kondusif selain di Pasar Ciroyom," ucapnya.
Sementara itu, para pedagang daging sapi di Pasar Kosambi mengaku belum memiliki rencana melakukan aksi mogok berjualan. Namun, para pedagang di pasar tersebut akan melihat perkembangan situasi ke depannya.
"Kitamah ngikut aja, gimana bagus dan ramenya saja," kata Yayah, seorang pedagang daging sapi kepada detikcom.
Rizky, pedagang daging sapi lainnya juga mengaku belum melakukan aksi mogok berjualan. Tapi dia berharap ada langkah yang dilakukan pihak terkait supaya harga daging sapi di pasaran kembali normal.
"Kita mengikuti aja demi kebaikan, masa yang lain mogok kita tidak. Mogok itukan supaya ada penyelesaian yang terbaik," ujar Rizky.
(wip/mso)