Pakar Geologi sekaligus Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dicky Muslim mengungkapkan, terdapat beberapa hasil analisis yang memperlihatkan penyebab bencana longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Dia mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan Unpad, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, serta sejumlah alumni FTG Unpad ditemukan bahwa wilayah yang terjadi longsor memiliki kontur lahan yang curam dengan beberapa hasil temuan.
"Tadinya wilayah ini bekas tambang batu dan tanah urugan, lalu kemudian diratakan dan dijadikan perumahan," ujar Dicky dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (12/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, secara geologi struktur tanah dan batuan di Perumahan SBG Cihanjuang itu termasuk bagian batuan vulkanik Ayu. Artinya, produk batuan vulkanik muda yang belum dipisahkan sehingga masih bercampur antara lapisan keras dan halus.
Dia mengatakan, karena termasuk batuan vulkanik muda, maka lapisan tanah dan batuan ini cukup rentan. Kerentanan ini sudah terlihat sebelumnya di beberapa titik.
Kemudian, tim ahli pun menemukan batas bagian tenggara perumahan berhadapan dengan tebing yang dibatasi dengan saluran air. Diduga, kata dia, ketika hujan besar tiba saluran air itu terjadi peresapan atau infiltrasi dan membentuk bidang gelincir yang memungkinkan terjadinya longsor.
Sejumlah rumah yang berbatasan dengan tebing juga terlihat ada yang retak. Hal ini sudah mengindikasikan bahwa wilayah itu berpotensi terjadi pergeseran tanah yang akan memicu terjadinya longsor.
Diperparah dengan adanya proyek permukiman baru yang dibangun di atas tebing bagian utara dan tenggara perumahan SBG. Dicky mengatakan, adanya aktivitas lalu lintas alat berat di tebing tersebut turut menambah potensi longsor semakin besar.
"Secara geoteknik aktivitas tersebut melemahkan ikatan butir tanah di situ, sehingga berpotensi longsor. Apalagi memang sebelumnya wilayah longsor tersebut merupakan sengkedan yang ditanami pohon, kemudian ditebang dan di bagian bawahnya dijadikan perumahan," papar Dicky.
Bagian utara perumahan pun terdapat bekas galian tambang yang dibangun menjadi kawasan perumahan. Kata Dicky, berdasarkan penuturan warga di lokasi terdapat air terjun.
Secara geologi, keberadaan air terjun menandakan adanya sesar atau patahan. "Sehingga kalau ada hujan besar, gempa, akan ada pembebanan berlebih yang kemungkinan akan terjadi longsor," ungkapnya.
(mud/mud)