Longsor susulan di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang masih berpotensi terjadi. Hal itu berdasarkan hasil kajian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Jadi potensi gerak di atas itu masih ada, titik utamanya sudah menjadi jalur (air), dari atas ke bawah, tapi masih ada material longsoran di tengah, itu berpotensi longsor susulan karena hujan tinggi," kata Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Agus Budianto, Senin (11/1/2021).
Menurutnya, lokasi perumahan yang ada di lokasi tersebut berada tepat di posisi jalur air, sehingga sangat berpotensi terjadinya longsor. Bahkan kasus yang sama bukan hanya terjadi di wilayah Sumedang saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi hal-hal seperti ini yang seharusnya menjadi satu acuan, bahwa anda sedang berada di wilayah jalur air sebenarnya, dan ini kasus ini bukan di sini saja, nanti ini bisa terjadi di seluruh wilayah dengan pola yang sama," katanya.
Berdasarkan hasil penelitian sementara, kata Agus wilayah tersebut berada di daerah kontur miring. Kemudian dari sisi batuan lereng berwana coklat. Bahkan di lokasi titik longsor merupakan cekungan jalur air
"kita melihat tata guna lahannya, atas pemukiman, bawah pemukiman, tengahnya perkebunan, di daerah cekungan," ucapnya.
Menurutnya, saat ini kondisi longsor tersebut dilihat posisi materialnya sudah di bawah. Maka material yang ada di tengah kemungkinan akan bergerak ke bawah. Artinya pergerakan tanah akan dapat terjadi secara perlahan.
"Kalau airnya yang terperangkap di tengah itu tidak tertahan dan terakumulasi di tengah, intinya lepaskan air," ungkapnya.
Agus mengimbau kepada masyarakat sekitar agar tidak melakukan aktivitas sementara di lokasi terjadinya longsor. Hal itu guna meminimalisir terjadinya longsor susulan.
"Imbauannya, kan kita melihat bentuk lembah di sini itu sudah menjadi jalurnya air, maka jika beraktivitas di sekitar sini pada saat hujan tinggi, maka harus berhati-hati," jelasnya.
(mso/mso)