Imbas Produsen Mogok, Tahu-Tempe Langka di Pasar Tradisional Cianjur

Imbas Produsen Mogok, Tahu-Tempe Langka di Pasar Tradisional Cianjur

Ismet Selamet - detikNews
Senin, 04 Jan 2021 15:22 WIB
Lapak penjual tahu dan tempe Cianjur masih kosong, belum kembali berjualanc
Foto: Lapak penjual tahu dan tempe Cianjur masih kosong, belum kembali berjualan (Ismet Selamet/detikcom).
Cianjur -

Tahu dan tempe masih hilang dari peredaran pasca aksi mogok perajin akibat mahalnya harga bahan baku kacang kedelai. Bahkan lapak pedagang tahu dan tempe di pasar tradisional di Cianjur masih kosong hingga hari ini (4/12/2021).

Hasimin (52) seorang pedagang tahu dan tempe di Pasar Induk Cianjur mengatakan para pedagang tidak berjualan sejak 1 Januari 2021. Sebab produsen tahu dan tempe melakukan aksi mogok.

"Informasinya mogok sampai tanggal 3 Januari 2021, tapi sampai hari ini saya juga belum dapat stok. Jadi tidak jualan," kata dia, Senin (4/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku banyak pembeli yang terpaksa pulang lagi lantaran para penjual yang memilih libur. Para pedagang masih menunggu para perjin tahu dan tempe kembali produksi.

"Banyak yang cari itu penjual gorengan, warung nasi atau penjual makanan lain yang ada menu olahan tahu tempe. Hampir setiap hari dagang nanyain sudah ada lagi atau belum, tapi memang sebagian besar masih tidak berjualan," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Adi Suardi, produsen tahu mengatakan dirinya masih menyesuaikan ukuran dan harga untuk tahu yang dia produksi. Kenaikan harga bahan baku yang kini mencapai Rp 9 ribu per kilogram, membuatnya harus memutar otak agar tidak mengalami kerugian tetapi tidak memberatkan pembeli.

"Memang kemarin sempat mogok produksi, dari tanggal 1-3 Januari. Kalau sekarang masih kumpulkan modal dan menyesuaikan ukuran tahu. Selain itu juga menyesuaikan harganya agar tidak terlalu mahal tapi tetap ada keuntungan," ucapnya.

Sementara itu Ketua Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Cianjur Hugo mengatakan tingginya harga kedelai membuat produsen sempat kebingungan. Sebab jika dipaksakan produksi dengan ukuran dan harga yang sama, perajin akan merugi.

"Biasanya kan harga kedelai itu hanya Rp 7.000 hingga Rp 8.000, tapi sekarang sudah menyentuh Rp 9.000. Makanya kemarin mogok itu untuk protes dan penyesuaian harga," kata dia.

Rencananya untuk ukuran tahu dan tempe akan dikurangi, sedangkan harga juga akan dinaikan.

"Untuk harganya masih menyesuaikan, masih dibahas yang idealnya di Cianjur jual berapa. Tapi naiknya tidak akan signifikan, sekitar 20 persen dari harga normal. Soalnya ukuran juga kan diperkecil," kata dia.

Hugo berharap pemerintah bisa membuat kebijakan yang menjadi solusi bagi perajin tahu dan tempe. "Kami berharap ada solusi, supaya harga kedelai stabil, sehingga produsen tidak kebingungan dan harga tahu-tempe masih bisa terjangkau," pungkasnya.

(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads