Kaleidoskop 2020: 4 Kisah Viral di Jabar yang Menyayat Hati

Kaleidoskop 2020: 4 Kisah Viral di Jabar yang Menyayat Hati

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 25 Des 2020 20:08 WIB
Saudara kembar trena treni akhirnnya bertemu
Trena-Treni (Foto: Deden Rahadian)
Bandung -

Sepanjang tahun 2020 terdapat sejumlah kejadian viral yang menyayat hati di Jawa Barat. Mulai dari kisah Trena - Treni yang terpisah karena konflik Ambon, sampai kisah seorang bocah pemulung di Bandung yang mencuri hati warganet. Berikut kisah lengkapnya

Terpisah 20 Tahun, Trena - Treni Bertemu Lewat Tiktok

Treni Fitri Yana (24), didampingi orang tua angkat, suami dan anak datang ke Tasikmalaya untuk bertemu Trena Mustika (24) dengan menaiki Kreta Kahuripan dari Blitar ke Tasikmalaya, Kamis (22/10) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, saudara kembar ini terpisah selama 20 tahun akibat kerusuhan Ambon Tahun 1999. Kedua saudara kembar ini, bertemu kembali berkat aplikasi TikTok

Setibanya di Halaman Stasiun Tasikmalaya, Treni disambut keluarga besar Trena di Tasikmalaya. Senang dan haru mewarnai penyambutan Treni di Halaman Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Tangisan pecah, saat sang ayah kandung melihat Treni yang sudah tidak bertemu selama 20 tahun lamanya.

ADVERTISEMENT

Saat menginjakan kaki nya di Stasiun Tasikmalaya, Treni tak melihat batang hidung kakanya Trena. Treni pun mencari sang kakak ada di mana.

Usut punya usut, ternyata Trena ingin memberikan surprise kepada sang adik Treni dan ngumpet di dalam mobil yang akan ditumpangi Treni yang ada di parkiran stasiun.

Treni kemudian dibawa ayah kandungnya masuk kedalam mobil. Tanpa disadari, ternyata kakanya itu sudah duduk di dalam mobil yang ditumpangi nya.

Tangis saudara kembar ini pun pecah d idalam kendaraan. Tangis itu menandakan kebahagian karena bisa bertemu kembali.

Treni mengisahkan, jika ia tak mengetahui memiliki saudara kembar. Hal itu, baru diketahui setelah Trena mengomentari positingan TikTok nya. Berkat TikTok, rahasia besar dalam hidupnya pun terungkap.

"Iseng ajah maen TikTok. Taunya ketemu sama Trena yang ternyata kakak kembar aku," ujar Treni.

Selain itu, Trena menyebut hanya butuh waktu satu jam saja untuk meyakinkan hati kalau Treni adalah adik kembarnya. Pasalnya dia memang sudah lama diberitahu ayahnya memiliki adik kembar.

"Saya hanya beberapa jam saja pas melihat TikTok. Ah saya yakin dia adik kembar yang kata bapak hilang," sebutnya.

Sementara itu Treni, harus membutuhkan waktu satu hari untuk meyakinkan hatinya. "Saya butuh sehari. Setelah suami juga meyakinkan lihat foto. Ini wajahnya kamu banget kata suami. Saya searching di Facebook akhirnya saya yakin," tambah Treni.

Ucapan syukur, disampaikan ayah Trena dan Treni, Enceng Yadi. Ia berterima kasih kepada Allah dan mengaku senang bisa menemukan anaknya yang hilang puluhan tahun.

"Alhamdulillah perasaannya senang yah campur aduk. Bersyukur sama Allah SWT. Karena sekian lama mencari baru ketemu ternyata dari TikTok," ujar Enceng.

Sementara itu, Rini sebagai ibu asuh Treni di Blitar mengaku selama puluhan tahun kesulitan mencari Ayah kandung Treni. Ia juga senang kenyataan anak asuhnya yang memiliki saudara kembar akhirnya diketahui dan dipertemukan langsung.

"Saya mau cari gimana alamatnya saja enggak tau dimana. Dia diambil pas kecil banget usia dua bulan kalau gak salah dulu waktu kerusuhan Ambon," terang Rini.

Seperti diketahui, Trena Treni terpisah akibat konflik Ambon pada 1999. Ayahnya yang sibuk mengurusi ibu mereka di rumah sakit, terpaksa menitipkan satu anak kembar yakni Treni ke tetangga yang sesama transmigran dari Jawa.

Ketika Ambon berkecamuk, ayah mereka hanya menemukanTrena. SementaraTreni kabarnya sudah dibawa tetangganya pulang ke Jawa. Namun posisi Jawa bagian mana, keluarga ini kehilangan jejak.Treni pun bak hilang ditelan bumi.

Akbar Pemulung Ngaji di Trotoar

Seorang bocah pemulung menggunakan kaus putih sambil memegang secarik kertas ujian sekolah tertangkap kamera di trotoar Alun-alun Kota Bandung. Di sampingnya juga terdapat karung rongsok. Momen tersebut diabadikan oleh sebuah akun di media sosial dan sontak bikin warganet terenyuh.

"Dedeuh teuing kasep pinter sing aya milikna, sok sanaos aya dina kaayaan kirang pisan, anjeun teh tetep rajin ngerjakeun tugas soal UAS ti Balonggede, secara teu langsung anjeun teh ngajarkeun ka urang sadayana yen kaadaan kakirangan teh sanes alasan kanggo males belajar, (Kesayangan yang ganteng pintar semoga ada rezekinya, meskipun dalam keadaan yang sangat kurang, kamu tetap rajin mengerjakan tugas soal UAS dari Balonggede, secara tidak langsung kamu telah mengajarkan kepada kita semua bahwa keadaan kekurangan bukan menjadi alasan untuk malas belajar)," ucap pengguna Instagram @muhammadibnoe sebagaimana dilihat detikcom.

Beberapa jam kemudian, diketahui sosok dibalik foto tersebut ialah Muhammad Rais (9). Dia siswa kelas 3 SDN 047 Balonggede, Kota Bandung. Meski dalam keadaan kekurangan, semangatnya dalam menuntut ilmu tidak luntur.

Seperti yang dikatakan wali kelasnya, Sri Mulyati. Menurutnya, Rais dikenal sebagai siswa yang rajin dan cerdas. "Terbukti setiap hari ia datang ke sekolah minta belajar dengan saya di kelas. Dia bisa mengikuti walau belajar sendiri tanpa bimbingan orang tua," kata Sri saat dihubungi detikcom, Minggu (6/12).

Jika murid lainnya belajar melalui ponsel sejak pandemi merebak, lain halnya Rais. Ia masih belajar secara langsung, bertemu gurunya karena tidak memiliki ponsel. "Dia kesulitan mengikuti belajar daring karena tidak punya HP, maka saya suruh datang setiap hari ke sekolah, sudah tiga bulan," ujarnya.

Rais mengungkapkan bisa membaca dan menulis berkat ajaran gurunya. "Diajarin ibu guru," ucap Rais di sela-sela perbincangan dengan detikcom.
Rais pun punya cita-cita ingin menjadi polisi. "Polisi, pengen menangkap penjahat," ujarnya.

Selama itu, Rais tidak memiliki tempat tinggal tetap. Ternyata ia tidak sendirian, Rais ditemani ibunya, Siti Hasanah (45). Siti mengaku kaget saat foto anaknya viral di media sosial.

"Iya saya kaget, waktu itu Rais enggak sendiri. Saya lagi beli nasi bungkus dan karena dia ada tugas UAS dari sekolah makanya dia sambil ngerjain tugas," kata Siti saat ditemui di UPT Puskesos, Jalan Derwati, Kota Bandung, Senin (7/12).

Setelah viral, Rais dan ibunya ditemui oleh sejumlah dermawan. Salah satunya dari Karang Taruna Balonggede yang memberikan mereka tempat tinggal (kontrakan) dan beberapa dermawan lain.

"Setelah viral itu baru ada yang datang, katanya mau dikasih rumah kos dan modal untuk usaha. Saya tidak pernah meminta-minta. Saya usahakan kebutuhan anak bisa terpenuhi," ujarnya.

Siti dan Rais diketahui sama-sama bergantung hidup di jalanan. Entah menjadi pemulung rongsokan atau mengamen di jalanan. Namun jauh di bawah lubuk hati Siti, dia tidak ingin anaknya meneruskan kehidupan yang selama ini ia jalani.

"Makanya saya biarkan anak ke sekolah karena saya tidak ingin dia hidup seperti saya. Setiap Senin ke sekolah antarkan tugas atau ambil tugas yang baru. Dia pintar dan saya ingin dia bisa hidup lebih baik dari saya," ujar Siti.

Bapak Curi Ponsel untuk PJJ Anak

Seorang ayah di Garut, Jabar, nekat mencuri ponsel pintar milik majikannya. Alasannya, karena sang ayah tak ingin putri kesayangannya tertinggal belajar.
Pria berinisial A, asal Tarogong Kaler pekerja buruh tani nekat mencuri sebuah handphone milik orang yang dia kenal. Kejadiannya berlangsung beberapa bulan lalu.

A bercerita terkait kejadian tersebut. Kejadian bermula saat satu dari tiga orang putranya yang duduk di bangku kelas satu sekolah menengah tak bisa ikutan belajar daring dengan teman-teman karena tidak memiliki ponsel pintar.

"Anak saya sekolah baru masuk, MTs kelas 1. Dia enggak bisa belajar karena ya kita enggak punya HP," kata A saat berbincang dengan detikcom, Selasa (4/8) malam.

Anak keduanya itu kerap meminta A untuk dibelikan HP agar dia bisa belajar bersama teman-teman barunya di MTs via daring. A mengaku tak mampu memenuhi keinginan putrinya itu.

Penghasilan sebagai buruh tani yang bahkan untuk sehari-hari pun tak cukup jadi alasan. "Di situ saya sudah bingung gimana supaya anak saya bisa belajar. Sedangkan saya tidak bisa beli HP. Untuk makan sehari-hari pun susah," katanya.

Sejak saat itu, terbesit di pikiran A untuk mengambil jalan pintas. Dia hendak mencuri HP. Seorang pria yang dia kenal yang kerap memintanya memperbaiki peralatan rumah dipilih jadi sasaran.

Dia curi-curi kesempatan masuk ke rumah majikan itu. Sebuah HP berhasil didapatnya dari dalam rumah.

"Saya khilaf. Tapi HP itu benar-benar dipakai belajar karena seminggu dia (anak A) ketinggalan (belajar daring)," ungkap A.

Bocah di Bandung Sumbang APD

Seorang bocah berusia 10 tahun dengan semangatnya membawa sebuah kaleng berisi uang receh untuk ia sumbangkan ke kepolisian. Usai melihat televisi, ia merasa iba, banyak petugas di garda terdepan yang membutuhkan alat pelindung diri.

Bocah itu bernama Mohammad Hafidh Al-Bukhori siswa SDN 3 Dayeuhkolot. Ia dan ibunya memutuskan untuk datang langsung menuju Mapolsek Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Di sana ia disambut hangat oleh pihak kepolisian.

"Justru saya sangat heran, dan kaget tiba-tiba kedatangan orang yang masih kecil bersama ibunya ke polsek. Setelah ditanya, ia cita-cita ingin membantu mendapatkan baju APD (bagi petugas). Kasian para penolong, siapa pun itu, untuk melindungi dirinya agar tidak terjangkit virus ini (Corona)," kata Kapolsek Dayeuhkolot, Sudrajat seperti dalam unggahan akun Instagram @infotidayeuhkolot, Kamis (16/4/2020).

Uang tersebut dihitung bersama oleh Hafidh dan petugas kepolisian. Total uang yang terkumpul berjumlah Rp.453.300, terdiri dari pecahan uang logam 100, 200, 500 dan 1.000.

"Ini setelah kita hitung bersama-sama terkumpul dana Rp.453.300. Pecahan logam 100 ada Rp.11.000, pecahan 200 ada Rp.2.200, pecahan 500 ada Rp.135.000 dan pecahan 1.000 ada Rp.315.000," ujar Sudrajat.

Sudrajat merasa terharu dan bangga dengan yang dilakukan Hafidh. Meskipun, keluarga Hafidh hidup dalam keadaan pas-pasan namun masih mampu memberikan uang tabungannya guna membantu petugas.

"Kayanya selama saya di sini ini baru kali ini. Ini patut dibanggakan dan menjadi contoh untuk yang lain. Kalau kita lihat keberadaan orang tuanya boleh dikatakan pas-pasan, tapi anak antusias sangat sangat luar biasa," kata Sudrajat dengan bangga.

Sudrajat mengatakan, kedatangan Hafidh bertepatan dengan agenda Polri di mana diinstruksikan untuk menyediakan APD bagi anggota polri yang nantinya membantu dalam proses pemakaman jenazah pasien yang terinfeksi Corona.

"Iya ini kebetulan sekali, kita lagi mesen APD datang Hafidh. Karena sesuai intruksi Kapolri agar nantinya akan dipergunakan Babinkantibmas yang berdekatan langsung dengan masyarakat. Nantinya di suatu saat akan dipakai untuk membantu menguburkan jenazah," katanya saat dihubungi detikcom.

Halaman 2 dari 4
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads