Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang mencatat sepanjang Januari hingga 23 Desember 2020 terdapat 273 kejadian bencana. Bencana tersebut lebih didominasi oleh tanah longsor.
"Sepanjang Januari hingga 23 Desember 2010, total ada 273 kejadian bencana di Sumedang," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumedang Yedi melalui pesan singkat, Rabu (23/12/2020).
Yedi menyebutkan dari 273 bencana, sebanyak 141 adalah bencana longsor, 5 angin puting beliung, 34 banjir, 2 banjir bandang, 12 pohon tumbang, 5 kebakaran hutan dan lahan. Selain itu ada kebakaran bangunan 39 kejadian, musibah 22 kejadian dan pergerakan tanah 13 kejadian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, kata Yedi, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bencana alam di Kabupaten Sumedang sampai saat ini relatif menurun. "Tahun ini terjadi penurunan jumlah bencana alam dibanding tahun lalu. BPBD mencatat pada tahun 2019 terdapat 301 bencana di Sumedang, mudah-mudah kejadian bencana terus menurun," ucap Yedi.
Sebagai upaya pengurangan dampak bencana di Sumedang, BPBD Sumedang akan terus menyiagakan personel Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) selama 24 jam.
"Bagi warga Sumedang yang sedang dalam keadaan darurat bencana agar dapat menghubungi petugas Pusdalops," katanya.
Seperti diketahui, Kabupaten Sumedang termasuk daerah di Jawa Barat dengan potensi bencana longsor cukup tinggi. Dari 26 kecamatan yang ada, 23 di antaranya termasuk dalam wilayah rawan longsor.
"Rawan longsor di 23 kecamatan. Berdasarkan indeks resiko bencana, Sumedang masuk dalam urutan 10 di Jawa Barat dengan mempunyai resiko tinggi bencana. Potensi yang terjadi di Sumedang adalah longsor atau pergerakan tanah," kata Yedi sebelumnya.
(mso/mso)