Pulihkan Ekonomi, Jabar Gagas Gerakan Silih Tulungan-Silih Anjangan

Pulihkan Ekonomi, Jabar Gagas Gerakan Silih Tulungan-Silih Anjangan

Yudha Maulana - detikNews
Kamis, 17 Des 2020 13:16 WIB
Pemprov Jabar menggagas silih tulungan dan anjangan untuk pemulihan ekonomi
Pemprov Jabar menggagas silih tulungan dan anjangan untuk pemulihan ekonomi (Foto: Yudha Maulana)
Bandung -

Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah (PED) Jabar mengagas gerakan Silih Tulungan, untuk menggeliatkan kembali perekonomian Jabar. Seperti diketahui ekonomi Jabar terkontraksi cukup dalam hingga ke angka minus 5,98% akibat pandemi COVID-19 pada triwulan II 2020.

Memasuki triwulan III, masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) membuka perlahan aktivitas ekonomi membuat ekonomi di Jabar meningkat sebesar 3,37% (q-to-q).

Walau begitu, daya beli masyarakat belum meningkat, seiring dengan kinerja ekonomi dari sisi lapangan usaha ikut terkontraksi pada hampir seluruh sektor unggulan. Sejumlah perusahaan banyak yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih lesunya daya beli masyarakat ini, berdampak pada terhambatnya perputaran ekonomi UMKM, yang menjadi salah satu sektor paling krusial dalam perekonomian Jabar.

Ketua Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas PED Jabar Eric Wiradipoetra mengatakan, Silih Tulungan bukan mobilitas sosial, tetapi merupakan gerakan sosial masyarakat untuk membangun kembali karakter masyarakat Jabar yang bergotong royong.

ADVERTISEMENT

"Gerakan Silih Tulungan disarikan dari kredo masyarakat Jawa Barat yakni, Silih Asih-Silih Asuh-Silih Asah. Perlu adanya gerak kohesi sosial setiap individu masyarakat untuk terlibat dalam pemulihan ekonomi daerah. Diperlukan rancangan gerakan pemulihan yang bertumpu pada keterlibatan masyarakat," ujar Eric dalam keterangannya, Kamis (17/12).

Eric mengatakan sikap sosial warga Jabar masih sangat tinggi,sehingga menurutnya bukan hal sulit untuk mengimplementasikan Silih Tulungan. Konsep gotong royong 'khas' Jabar ini akan memaksimalkan potensi lokal. Sebab menurutnya setiap daerah memiliki ciri khas saling tolong -menolong yang unik. Namun ke depan aksi ini harus lebih terorganisir melalui Silih Tulungan.

"Jika masyarakat terlibat aktif maka pemulihan ekonomi akan lebih cepat," tegasnya.

Ia memberikan contoh-contoh kecil Silih Tulungan yang mudah dilakukan. Misalnya membeli produk lokal atau membeli barang yang dijual teman. "Beli barang dari teman, tapi barangnya juga harus berkualitas, artinya saling memberikan kepercayaan, itu adalah contoh Silih Tulungan sederhana," tegasnya.

Selain itu, menurut Eric, Silih Tulungan bukan hanya saja menjadi gerakan sosial, namun bisa menjadi gerakan ekonomi lokal. Yakni dengan memanfaatkan logo Silih Tulungan untuk beragam kegiatan ekonomi.

"Silakan pakai logo untuk produk kaos lalu dijual. Atau menjadi motif batik. Atau bahkan menjadi kartu diskon," tegasnya.

Logo Silih Tulungan sendiri bergambar dua tangan saling mencengkeram dengan kencang yang menunjukkan gerakan saling menolong, dengan tulisan Silih Tulungan dan warna biru, kuing, hijau dan coklat sebagai warna dasarnya.

"Logo ini cukup menarik dan bisa menjadi gambar unik di kaos distro atau motif batik. Jadi silahkan saja pakai untuk keperluan saling menolong," tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas PED Jabar Aat Soeratin mencontohkan bagaimana Silih Tulungan bergerak di tengah masyarakat. Untuk menyelamatkan UMKM, kata Aat, masyarakat yang memiliki penghasilan dapat membeli barang ke UMKM-UMKM sekitar tempat tinggalnya.

Dengan begitu, UMKM dapat kembali menghidupkan roda produksi. Pun demikian dengan pelaku UMKM itu sendiri. Bahan dasar yang diperlukan untuk berproduksi bisa didapatkan dari pelaku UMKM lainnya.

"Untuk membuat kaus. UMKM bisa mencari kain dari UMKM lain. Begitu juga saat proses penyablonan. Jika itu terjadi, bayangkan ada berapa UMKM yang kembali berproduksi karena satu kaus saja. Masyarakat dapat memberi kontribusi dalam pemulihan ekonomi dengan mengubah perilakunya. Menggunakan dan membeli produk lokal adalah upaya menolong pemulihan ekonomi," tambahnya.

Guna menyelamatkan sektor pariwisata, kata Aat, Silih Tulungan dapat menjadi basis Gerakan Silih Anjangan atau saling mengunjungi antar kabupaten/kota maupun antar daerah tujuan wisata.

"Saling mengunjungi ini cocok untuk Jabar yang memiliki beragam ekosistem. Karena berkunjung, wisatawan harus berlaku baik. Misal dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Begitu juga tuan rumah, harus mencegah adanya penularan COVID-19 di tempatnya," katanya.

Jika itu dilakukan, sektor pariwisata akan mulai bergerak. Pelaku pariwisata yang terdampak secara ekonomi dapat kembali berkegiatan. Daya beli masyarakat pun perlahan akan menguat.

"Saling menolong atau gotong royong merupakan nilai kemasyarakatan yang perlu direvitalisasi," kata Aat.

Halaman 2 dari 2
(yum/mud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads