Kue Serabi Ma'Ani di Bandung: Makan Sepuasnya, Bayar Seikhlasnya

Kue Serabi Ma'Ani di Bandung: Makan Sepuasnya, Bayar Seikhlasnya

Yudha Maulana - detikNews
Rabu, 16 Des 2020 13:31 WIB
Penjual surabi di Bandung mempersilakan pembelinya bayar seikhlasnya
Penjual kue serabi di Bandung mempersilakan pembelinya bayar seikhlasnya (Foto: Yudha Maulana)
Bandung -

Berbagi kepada sesama di masa pandemi COVID-19, bisa dilakukan dengan cara apapun. Seperti yang dilakukan Yani Aswin (61), dengan berjualan kue serabi yang harganya seikhlasnya saja.

Yani menekuni berjualan serabi sejak dua bulan yang lalu di depan gerbang rumahnya di Bagusrangin No 16, Kota Bandung. Sebelum pukul 07.00 WIB, Yani dibantu beberapa orang karyawannya mulai menyiapkan bahan dan peralatan membuat kue yang enak disantap dengan taburan oncom itu.

Mulai dari tungku, gerabah dan adonan beras ketan telah ia siapkan. Semerbak aroma khas kue yang dimasak dengan arang kayu tercium, seketika serabi dihidangkan di atas mangkuk. Yani mengatakan, ingatan soal aroma dan rasa itu yang membuatnya memilih serabi sebagai jalan niaganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah saya punya konsep berdagang dan beramal, saya dagang serabi kepada mereka yang berkemampuan, tetapi serabi saya berikan cuma-cuma kepada yang lain. Harganya juga se-ridhonya (seikhlasnya), berapapun saya terima, ada yang memberi lebih dan saya sampaikan kepada yang lain (yang kekurangan) kelebihannya," ujar Yani saat ditemui di jongko serabinya, Rabu (16/12).

Melihat konsep berjualannya yang unik, tak jarang membuat orang yang datang kebingungan. Pasalnya, Yani tak mematok harga dari serabinya, tetapi sebagai gantinya ia menyiapkan satu kotak bagi konsumen untuk membayar.

ADVERTISEMENT

"Kita siapkan kotak, jadi mau bayar berapa pun juga silakan. Kalau misalkan bayarnya serasa kebanyakan, pembeli bisa mengambil sendiri kembaliannya dari dalam kotak. Jadi kita sama sekali enggak menyentuh uangnya," ucap wanita yang pernah bekerja di salah satu BUMN ini.

Dalam sehari, rata-rata ia bisa membuat 60 hingga 100 buah serabi dari adonan satu kilogram yang disiapkan. Ada tiga varian yang disajikan yakni serabi oncom, polos dan taburan coklat. Walau begitu, tak semuanya ia jual, ada juga yang dibagikan kepada tukang ojek, pemulung, hingga para pekerja bangunan.

"Jadi selalu habis, kita juga bagi-bagikan serabi ini juga, tapi itu bukan serabi sisa ya, ini sistemnya subsidi silang, pernah ada yang mau membayar 10 kue serabi saya Rp 500 ribu, tapi saya bilang bayar saja sewajarnya harga serabi," katanya.

Soal resep kue, Yani mengaku mendapatkannya dari hasil uji coba kepada rekan-rekannya. Ia terus evaluasi, hingga mendapatkan rasa yang paling pas di semua lidah. "Sekalian napak tilas, waktu kecil saya beli serabi dan ya serabinya persis begini, pakai suluh songsong. Saya juga ingin mengembalikan kearifan lokal, jualan makanan khas Jabar," katanya.

Warung serabi yang dinamai Serabi Ma'Ani ini buka setiap hari kecuali hari Senin dan Kamis, setiap pukul 07.00 - 09.00 WIB. "Soalnya hari Senin dan Kamis, orang-orang pada berpuasa. Kalau akhir pekan biasanya suka rame sama orang yang berolahraga," ucapnya.

(yum/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads