Ada 11 Alat Peringatan Dini Tsunami Terpasang di Pesisir Teluk Palabuhanratu

Ada 11 Alat Peringatan Dini Tsunami Terpasang di Pesisir Teluk Palabuhanratu

Syahdan Alamsyah - detikNews
Senin, 14 Des 2020 15:17 WIB
Poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono)
Sukabumi -

Kepala Balai Besar Wilayah II BMKG Hendro Nugroho mengatakan ada sebanyak 11 alat Tsunami Early Warning System (TEWS) atau alat peringatan dini tsunami yang terpasang di Kabupaten Sukabumi.

Dalam kegiatan mitigasi kepada masyarakat pesisir Palabuhanratu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta peralatan tersebut untuk selalu dijaga dan dipelihara oleh masyarakat.

"Jadi kegiatan ini sub sistem peringatan dini tsunami karena kita memasang peringatan dini Tsunami dan ini harus di dukung masyarakat, masyarakat harus aware, harus merawat, menjaga dan memelihara," kata Hendro kepada awak media di Sukabumi, Senin (14/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegiatan yang juga diikuti oleh petugas BPBD dan perwakilan Desa Tanggap Bencana (Destana), aparatur kelurahan dan TNI Polri itu juga membahas soal antisipasi ke depan ketika tsunami terjadi.

"Pembuatan peta evakuasi, SOP Tsunami jadi lengkaplah dikaitkan dengan peringatan dini tsunami ini, di Sukabumi ada tiga lokasi yang di tempatkan alat peringatan dini tsunami salah satunya di Desa Citepus, BNPB sekitar 8 lokasi," sambung dia.

ADVERTISEMENT

Hendro juga mengingatkan TEWS hanyalah sekedar alat peringatan dini kepada masyarakat. Ketika alat peringatan itu tidak sampai ke masyarakat, pihaknya mengedukasi bagaimana agar masyarakat pesisir memanfaatkan peringatan alam.

"Ini merupakan suatu edukasi, peringatan dini ini sabagai alat warning kepada masyarakat, jadi kalau warning tidak sampai kemasyarakat masyarakat bisa memanfaatkan waning alam. Kalau kita goyang merasakan getaran gempa lebih dari 15 detik itu segera lari lah menjauhi pantai. Edukasi ini harus terus di latih terus menerus kepada masyarakat. Peringatan dini Tsunami ini hanya sekedar tool, alat peringatan masyarakat kalau gempa bumi Tsunami ini akan terjadi di wilayah sini," bebernya.

Menambahkan, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Tony Agus Wijaya ketika ditanya kembali soal hasil riset ITB yang mengatakan adanya potensi tsunami dengan ketinggian gelombang 20 meter di pantai selatan Jawa Barat mengungkap penelitian itu penting agar masyarakat mengetahui potensi ancaman tersebut.

"Menyoal tsunami 20 meter di selatan ini memang itu penelitian bagus dari ITB dan BMKG juga terlibat dalam penelitian tersebut. Itu menjadi kesadaran pada kita bahwa kita disini memiliki sumber potensi bencana Tsunami di selatan pesisir selatan pulau jawa ini," kata Tony.

"Dengan kita mengetahui ancaman tadi maka kita mempersiapkan diri melakukan langkah langkah kesiap siagaan, dimulai dari yang paling kecil misalnya keluarga kita, anak anak didik SD, SMP, SMA hingga mahasiswa itu diberi pengetahuan bahwa kita memiliki ancaman tsunami," sambungnya.

Langkah selanjutnya dikatakan Tony adalah dengan segera melakukan langkah pengurangan risiko, salah satunya memberikan edukasi kepada masyarakat yang tinggal di daerah pesisir rawan.

"Setelah kita mengetahui ancaman tadi kita melakukan langkah langkah pengurangan risiko salah satunya dengan seperti saat ini meningkatkan kapasitas, dengan pelatihan sosialisasi, edukasi itu memberikan cara cara apa yang dilakukan untuk mengantisipasi kalau terjadi tsunami. Kemudian kita juga mengurangi kerentanan misalnya dengan memasang alat untuk memperoleh informasi peringatan dini tsunami misalnya, kemudian juga kita memetakan jalur evakuasi, memasang rambu," pungkasnya.

(sya/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads