Calon Wakil Bupati Karawang, Aep Syaepuloh berencana mengembalikan kejayaan industri padat karya di Karawang. Sebab, sejak tahun 2015, puluhan pabrik di sektor tekstil dan sandang eksodus dari Karawang. Hal itu dipicu UMK Karawang yang tinggi. Alhasil puluhan pabrik itu pindah ke daerah lain yang UMKnya lebih rendah.
"Pabrik garmen, tekstil dan sepatu yang hengkang itu dampaknya menambah jumlah pengangguran. Kita coba dorong supaya investor di sektor padat karya kembali lagi ke Karawang. Caranya dengan menerapkan aturan UMK khusus," kata Aep saat bertemu sejumlah warga di Kosambi, Kecamatan Klari, Senin (23/11/2020).
Aep menjelaskan, UMK khusus bakal memuat aturan UMK yang tidak memberatkan perusahaan padat karya seperti pabrik tekstil, garmen dan sepatu. Meski nantinya upah buruh tekstil di bawah upah buruh manufaktur, hal itu, kata Aep lebih logis dibanding ribuan buruh tekstil jadi pengangguran karena pabrik tempat mereka bekerja tutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama kampanye ini saya banyak ketemu warga karawang bekas karyawan pabrik garmen dan sepatu yang hengkang. Mereka harap kembali bisa bekerja. Walaupun UMK Rp 3 juta, tapi mereka kerja," ungkap Aep.
"UMK khusus ini yang penting tidak menyalahi aturan. Yang penting ada kebersamaan kesepakatan antara pemda, investor dan tenaga kerja. Investor kan ingin ada kepastian dan payung hukum dari Pemda," Aep menambahkan.
Dengan UMK khusus ini, Aep optimistis para investor di sektor tekstil dan sandang bakal kembali ke Karawang. Ia menyatakan bakal menggunakan jaringan pengusaha yang dimilikinya untuk mengundang kembali para investor di sektor tekstil dan sandang. Dalam waktu dekat, kata Aep, bakal ada pabrik garmen yang kembali buka, yaitu PT Tri Golden Star dan PT Lumitex Jaya.
"Mereka juga tidak perlu bingung mencari tenaga kerja karena Karawang punya kultur industri sandang yang kental," ujar Aep
Aep bercerita, pada 1990an, sebelum industri manufaktur dan otomotif mendominasi Karawang, berdiri banyak pabrik tekstil dan sepatu. Pabrik-pabrik itu, kata Aep menyerap 150 ribu warga Karawang.
"Meski lulusan SD atau SMP, tapi mereka punya skill karena memang pengalaman. Banyak warga Karawang ini sudah terbiasa dengan menjahit," ungkap Aep.