Korban penipuan berkedok paket kurban di Cianjur, mendesak uangnya dikembalikan. Aset tersangka HA pun diharapkan bisa dibagikan pada para korban yang dirugikan.
Yayu salah seorang korban paket bodong mengaku akibat paket tersebut dia merugi hingga Rp 150 juta untuk mengganti paket pribadi dan keluarganya.
Bahkan rumahnya nyaris disita bank lantaran sempat meminjam uang ke bank sebagai jaminan untuk membayar tagihan konsumen di bawahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau konsumen kan tidak mau tahu, sedangkan Ketua dan big boss tidak tanggungjawab. Jadi saya terpaksa pinjam uang ke bank dengan jaminan sertifikat rumah. Karena tidak terbayar karena paketnya tidak kunjung ada, jadi hampir di sita rumah," kata dia, Senin (16/11/2020).
Senada, VS, korban lainnya mengaku sering cekcok dengan suami lantaran ikut paket namun ternyata barang yang dijanjikan tak kunjung diterima.
Hubungannya dengan keluarga dan saudara juga memburuk akibat penipuan berkedok paket kurban yang dilakukan tersangka HA.
"Untung saja tidak sampai cerai. Kalau dengan keluarga sudah jadi jelek. Karena saya yang ajak mereka juga ikut paket ini," kata dia.
Sama halnya dengan Yayu, VS juga berharap uang paket bisa kembali sesuai dengan yang sudah disetorkan.
"Kalau bisa asetnya dijual saja dan hasilnya dibagikan ke para korban," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, setelah hampir empat bulan, polisi akhirnya berhasil menangkap HA, tersangka kasus dugaan penipuan berkedok paket kurban di Cianjur, Jawa Barat.
Sebelum ditetapkan tersangka dan ditangkap, polisi sudah melayangkan dua kali surat panggilan terhadap HA. Namun tersangka kasus penipuan dengan ribuan orang sebagai korbannya ini tak kunjung memenuhi panggilan.
Bahkan HA beralasan jika dirinya sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit di Lembang.