Universitas Islam Bandung (Unisba) segera membuka Program Studi (Prodi) Apoteker. Rektor Unisba Edi Setiadi mengatakan persiapan program studi tersebut sudah menyentuh angka 99 persen.
"Persiapannya sudah 99 persen itu sampai menerima mahasiswa barunya. Artinya 99 persen sarana prasarana sudah siap termasuk gedung, dosen, dan kurikulum. Satu persennya adalah izin," katanya kepada detikcom seusai acara Milad Unisba ke 62 melalui zoom meeting, Sabtu (16/11/2020).
Pendirian Prodi Apoteker ini sudah dicanangkan sejak berdirinya Prodi Farmasi. Sebab, kata dia, sama halnya dengan Fakultas Kedokteran kebanyakan mahasiswa ingin melanjutkan pendidikan hingga profesi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah Prodi Apoteker juga dicanangkan sebagai lanjutan dari Prodi Farmasi. Jadi kita kan ada jenjang sarjana, ada jenjang profesi yaitu program profesi apoteker," ujarnya.
Dia mengungkapkan, selama proses pendirian prodi ini ada banyak persyaratan dan kendala yang dihadapi. "Kendalanya kita akan mencari dosen-dosen tetap yang berprofesi doktor. Walaupun sekarang sudah terpenuhi karena berbagai dosen yang kita kirim ke luar negeri maupun dalam negeri sudah selesai melaksanakan program doktornya," jelas Edi.
Sisa satu persen yang menjadi penyebab belum terlaksananya prodi baru ini yaitu terkait surat perizinan dari Dikti/Dikbud. Kita ini hanya tinggal menunggu izin dari Dikti/Dikbud. Begitu izin itu turun maka otomatis kita akan buka, karena kebetulan prodi farmasi itu kan menerima mahasiswa tiap semester," imbuh Edi.
Pihaknya akan memfokuskan Prodi Apoteker tidak hanya sekedar pembuatan obat-obatan saja tetapi juga membuat obat yang halal. Karena, kata dia, saat ini banyak obat yang baik (thayyib) tapi belum tentu dapat terbukti kehalalannya.
"Farmasi islami tapi kita akan berfokus pada obat-obatan yang dari herbal (tanaman) karena kita kaya dengan tanaman-tanaman herbal dan insyaallah ini akan cepat berkembang dan masyarakat akan menerima," pungkasnya.
(ern/ern)