Pimpinan Ponpes Al Bayan Heriyanto menyebut yang menjalani isolasi ada 251 orang santri ditambah 3 orang pendidik. Dari jumlah tersebut ada 36 santri yang dijemput pihak keluarga.
"Ada 36 (yang dijemput), ada yang positif," ungkap Heri saat ditanya status siswa yang pulang tersebut terkonfirmasi dan non terkonfirmasi COVID-19, Rabu (11/11/2020).
Heri menjelaskan penjemputan memakai prosedur tegas dan menjalankan protokol kesehatan ketat. "Kalau dia dijemput pakai ambulans dan enggak jelas ke mana rumah sakitnya enggak diberikan sama saya," imbuhnya.
Heri juga membenarkan penjemputan siswa menggunakan ambulans tersebut untuk mendapat penanganan di rumah sakit di luar dari penanganan karantina atau isolasi di lingkungan pesantren.
Dihubungi terpisah terkait informasi itu, Koordinator Bidang Data dan Informasi pada Satuan GTTP COVID-19 Kabupaten Sukabumi Andi Rahman membenarkan adanya penjemputan santri oleh pihak keluarga. Namun menurutnya hal itu dilakukan sebelum pihaknya mendirikan posko di sekolah tersebut.
"Hari Sabtu betul ada yang dijemput, yang (berstatus) negatif dijemput, yang positif dijemput. Tapi setelah ada keputusan Satgas kabupaten enggak boleh dijemput yang positif enggak ada lagi," kata Andi.
"Yang positif dijemput betul ada, tapi pindah rumah sakit. Bukan pulang, inginnya orang tua meyakinkan dirawat di rumah sakit karena ada (gejala) panas. Itu Sabtu, sebelum ada posko setelah ada posko tidak. Saat ini semua ditangani oleh kita, enggak boleh pulang, harus isolasi di kita," sambung Andi.
Sementara itu, berdasarkan data yang diberikan Andi, saat ini dari total sampel pemeriksaan kepada 342 santri yang berstatus terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 284 orang dan 58 lainnya negatif. Untuk guru dari jumlah sampel 8, berstatus terkonfirmasi positif sebanyak 3 orang dan 5 lainnya negatif. Sementara staf dari 3 sampel seluruhnya negatif.
Sementara untuk anggota keluarga guru pihak GTTP juga melakukan uji lab dan terdapat 4 orang berstatus positif. (sya/mso)