Rinciannya 470 orang di Kabupaten Kuningan, 340 orang di Kabupaten Tasikmalaya, 57 orang di Kabupaten Sukabumi, 44 orang di Kabupaten Cianjur, 59 orang di Kota Tasikmalaya, 114 orang di Kabupaten Garut, 26 orang di Karawang, dan 86 orang di Kabupaten Bogor.
Walau demikian, dari ribuan orang di lingkungan pesantren tersebut telah dinyatakan sembuh atau negatif COVID-19. Seperti di Kabupaten Kuningan yang semua orang di lingkungan pesantren tersebut telah dinyatakan sembuh dan di Garut yang mayoritas dinyatakan sembuh.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap, munculnya klaster di pesantren ini mayoritas berasal dari orang yang keluar-masuk ke kompleks pesantren. Salah satunya adalah gurunya atau dari supplier kebutuhan santri di pesantren.
"Kalau santrinya relatif mereka bermukim sehingga tidak banyak pergerakan. Mayoritas kasus pesantren datang dari mereka yang keluar masuk ke kompleks pesantren, salah satunya dari guru atau dari supplier atau pihak ketiga yang melakukan kegiatan di pesantren," tutur Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (9/11/2020).
Oleh karena itu, pihaknya terus mengingatkan agar proses belajar mengajar di pesantren untuk terus mengedepankan protokol 3M, yakni mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. "yang kedua, guru-guru, para ustaznya memang sudah kita arahkan, diprioritaskan segera untuk melakukan tes ya, karena dari pengalaman beberapa pesantren, ternyata banyak yang datang dari pengajar yang memang sering keluar-masuk," ujarnya.
(yum/mso)