10 Rumah di Pangandaran Rusak Akibat Gempa M 5,9

10 Rumah di Pangandaran Rusak Akibat Gempa M 5,9

Faizal Amiruddin - detikNews
Senin, 26 Okt 2020 16:31 WIB
Alat pendeteksi gempa Seismograf. Zainal Abidin/detikcom.
Ilustrasi alat pendeteksi gempa. (Foto: Zainal Abidin)
Pangandaran -

Dampak kerusakan akibat gempa magnitudo (M) 5,9 yang terjadi Minggu (25/10) terjadi di 6 desa yang ada di Kabupaten Pangandaran. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPB) Kabupaten Pangandaran mencatat setidaknya ada 10 rumah yang rusak akibat goncangan gempa tersebut.

Plt Kepala BPBD Kab Pangandaran Suheryana mengatakan berdasarkan laporan ada 10 rumah warga yang tersebar di 6 desa yang tersebar di 5 kecamatan yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi. "Dari 10 rumah ada 3 rumah yang mengalami rusak sedang dan 7 diantaranya rusak ringan. Jumlah tersebut ada kemungkinan bertambah," kata Suheryana, Senin (26/10/2020).

Tim gabungan yang terdiri dari anggota BPBD, Tagana, FKDM dan lainnya telah melakukan asesmen di rumah warga yang mengalami kerusakan. "Bantuan yang akan didahulukan adalah bantuan logistik kepada korban. Sejauh ini tidak ada korban yang mengungsi, mereka masih bertahan di rumahnya," ujar Suheryana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Suheryana meminta agar masyarakat senantiasa meningkatkan kewaspadaan, karena selain potensi gempa, dampak La Nina juga memacu terjadinya cuaca ektrem berupa hujan dan badai angin serta potensi tanah longsor.. "Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan. Terutama jika terjadi hujan deras. Edukasi semua anggota keluarga agar mereka sigap dan tanggap ketika terjadi bencana," katanya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Mulyadi, warga Desa Babakan, mengaku sejak ramai pemberitaan potensi tsunami dirinya sudah melakukan berbagai persiapan. Diantaranya menyimpan surat dan barang berharga dalam satu tas. "Kemudian kendaraan yang ada, baik itu mobil atau sepeda motor harus dalam keadaan terisi bahan bakar. Sehingga kalau sewaktu-waktu harus mengungsi kami sudah siap," ujar Mulyadi.

Posisi rumah yang berada kurang dari dua kilometer dari bibir pantai serta pengalaman kejadian tsunami 2006, membuat Mulyadi tak mau ambil risiko. "Kalau terjadi gempa agak besar, saya mah langsung bawa anak istri dan tas yang sudah disiapkan, langsung berangkat ke daerah perbukitan. Perkara berpotensi tsunami atau tidak urusan nanti, yang penting menjauh dulu dari pantai," tutur bapak tiga anak ini.

Namun, dia mengakui, kebiasaannya itu tak jarang menjadi olok-olok tetangga, seperti saat kejadian gempa M 5,9 pada Minggu pagi. "Langsung berangkat saya, di perjalanan akhirnya tahu gempa itu tak berpotensi tsunami, ya tak apa sekalian dilanjut jalan-jalan saja. Kemudian pas kembali ke rumah, tetangga banyak yang bertanya mengapa begitu ketakutan. Tak saya jawab, hanya senyum saja. Pikir saya hanya untuk antisipasi saja," tutur Mulyadi.

Simak video 'Pulau Dewata Rawan Gempa dan Tsunami':

[Gambas:Video 20detik]



(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads