Hujan deras mengguyur Kota Bandung, Jumat (23/10) sore, menyebabkan kirmir sungai ambrol dan mengakibatkan dapur serta kamar mandi kontrakan milik Asep Juhanda hancur. Lokasi kejadian di Jalan Citepus I, Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Kirmir dari bata penahan bangunan diduga tergerus arus Sungai Cilimus. Debit air anak sungai Citepus cukup deras saat kejadian. Akibatnya kirmir yang sudah lapuk termakan usia itu ambrol.
"Kejadiannya sekitar jam 14.30. Hujan terlebih dahulu, mungkin sudah sering terjadi di Kelurahan Pajajaran itu, air suka meluap karena air dari hulu seperti Pasteur atau Surya Sumantri turunnya ke sini," ujar Lurah Pajajaran Paridin saat ditemui detikcom di lokasi bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bangunan ini kan belum pakai kirmir batu ya, masih pakai kirmir batako. Usia bangunan kirmir dari bata yang sudah tua, makanya terjadi longsor seperti ini, yang terbawa longsor hanya dapur dan kamar mandi," ucap Paridin melanjutkan.
Walau demikian, ujarnya, kejadian ini berdampak pada 8 kepala keluarga dengan jumlah 23 jiwa. Para penghuni kontrakan pun dievakuasi sementara ke kerabat terdekat dan pengurus RW yang menangani pascabencana.
"Penghuni bingung untuk masak dan mandi, itu yang menjadi hambatan. Makanya mereka diungsikan. Penghuni dievakuasi dulu, tapi yang dekat ini sekarang kita antisipasi terjadinya longsor susulan. Penganan sementara kita ada petugas gabungan dari masyarakat, terus Gober, dari kelurahan, kecamatan dan juga dari Dinas Kebakaran, Satgas Citarum Harum," tutur Paridin.
![]() |
Lihat juga video 'Tebing Jalan Proyek Wisata Air Panas Sukabumi Ambrol, 2 Motor Terseret':
Para petugas turun tangan membersihkan sisa-sisa material yang tergerus longsor. Tanggul sementara untuk dijadikan penahan arus sungai pun tengah disiapkan untuk mencegah banjir susulan.
Paridin mengungkapkan bencana serupa kerap terjadi di Kelurahan Pajajaran. Selama lima bulan terakhir, telah terjadi lima kali kasus tergerus tanah oleh aliran Sungai Citepus dan anak-anak sungainya.
"Kami selalu menekankan kepada masyarakat melalui RT dan RW mengenai bahaya banjir dan longsor, masyarakat dilarang untuk membuat sampah agar tak terjadi penyumbatan. Kami juga selalu tekankan kepada pemilik lahan, daerah di bantaran sungai jangan dibangun, tapi boleh dimanfaatkan untuk penghijauan," ujar Paridin.