Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyata Guna Bandung kembali dibuka setelah ditutup selama kurang lebih dua pekan, pasca ditemukannya kasus terkonfirmasi COVID-19 di sana.
Kepala BRSPDSN Wyata Guna Darsono mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan kembali proses pelatihan bagi siswa agar lebih aman. "Proses persiapan latihan kembali," ujar Darsono saat dikonfirmasi detikcom, Senin (19/10/2020).
Darsono memastikan sejumlah siswa dan karyawan yang terkonfirmasi COVID-19 telah dinyatakan sembuh atau hasil swab test-nya menunjukkan hasil negatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Balai Wyata Guna ditutup sejak 7 Oktober 2020. Sejumlah orang, yang dikabarkan mencapai puluhan, diketahui terpapar setelah melakukan swab test pada 5 Oktober 2020. Jumlah peserta yang di-swab mencapai 100 orang.
"Jadi kita seminggu sebelumnya melakukan rapid test, hasil rapid test non-reaktif. Tapi kita ingin benar-benar aman agar terhindar, oleh karena itu tanggal 5 Oktober di-swab semua, peserta tesnya hampir 100 orang," ujar Darsono.
"Hasil tesnya keluar keesokan harinya (6 Oktober). Melihat hasilnya saya cukup tercengang dengan jumlah yang terpapar, dari situ kami mengambil langkah-langkah, kami langsung bekerja WFH, yang terpapar diisolasi. Isolasi mandiri karena ini instruksi (dari Dinkes), ada yang diisolasi di rumah, dan sebagian besar di balai," ucapnya.
Simak video 'Kasus Positif Covid-19 RI Per 19 Oktober Tambah 3.373 Jadi 365.240':
Darsono tak merinci berapa jumlah orang yang terpapar di Balai Wyata Guna. Penutupan sementara pun dilakukan sementara untuk mencegah meluasnya penyebaran COVID-19. Setelah beberapa hari menjalani isolasi, tes usap lanjutan pun dilakukan dan hasilnya sebagian besar telah dinyatakan sembuh.
"Hanya tinggal satu orang yang masih harus melanjutkan isolasi mandiri, karena masih positif," tutur Darsono.
Kejadian ini, ujar Darsono, memberikan pelajaran yang berharga mengenai penanganan COVID-19. Ia pun menekankan agar warga pada umumnya tidak minder atau takut untuk memeriksakan diri dari COVID-19 ke lembaga yang berkompeten.