Kabupaten Tangerang ditetapkan kembali menjadi zona merah COVID-19 setelah sebelumnya selama satu pekan berada di zona oranye. Meningkatnya jumlah kasus dan gencarnya tracing yang dilakukan diduga menjadi penyebabnya.
Jubir Gugus Tugas Pemkab Tangerang Hendra Tarmizi membenarkan daerahnya kembali jadi zona merah. Menurutnya, salah satu penyebab zona merah dan pasien bertambah karena tracing atau pelacakan pada yang kontak erat dengan pasien positif semakin gencar dilakukan.
"Tadi malam merah lagi, kemungkinan dari penambahan kasus-kasus karena kita rajin tracing ke yang satu positif kita tracing 20-30 orang. Dari 20-30 orang banyak yang terjaring positif karena kontak erat dengan yang positif," kata Hendra dihubungi detikcom, Tangerang, Selasa (13/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang positif ini kemudian ada yang isolasi mandiri di rumah atau di yang disediakan Pemkab. Setiap hari, menurutnya penambahan kasus dinilai cukup tinggi karena tracing yang dilakukan semakin massif.
Tapi, Hendra belum bisa menentukan apakah sudah muncul klaster baru usai ramainya demonstrasi di Tangerang. Menurutnya, itu butuh 1 sampai 14 hari ke depan untuk melihat apakah ada peningkatan jumlah pasien Corona baik di Puskesmas dan rumah sakit. Dari situ, kemudian dilakukan identifikasi apakah pasien itu buruh atau bukan.
"Kita tracing itu buruh ikut demo atau tidak. Sejauh ini memang belum ada, belum sampai 10 hari (pasca demo),"paparnya.
Sebagai pencegahan, gugus tugas katanya memang melakukan rapid ke sampel massa saat ada aksi. Tapi itu pun dengan rapid dengan hasil rata-rata non reaktif.
"Kalau sampling kebetulan rata-rata non reaktif, tapi itu sampling, takutnya yang nggak kita ambil (tes) malah positif," ujarnya.
Selain Kabupaten Tangerang, daerah yang kembali jadi zona merah adalah Kota Tangerang Selatan. Sementara Kabupaten Serang dan Kota Cilegon menjadi zona oranye. Total kasus konfirmasi se-Banten mencapai 6.918 pasien.
(bri/mso)