Di Desa Kawitan, Kecamatan Salopa tebing setinggi 150 meter longsor menimpa jalan sepanjang 100 meter serta rumah, pabrik kayu dan dua buah truk. Ketebalan tanah mencapai empat meter dilokasi longsoran.
Lima orang penghuni rumah yang tengah tidur lolos dari maut. Saat itu para korban selamat setelah material tanah longsor yang hendak masuk ke dalam rumah tertahan truk yang terparkir di depan rumah.
"Saat itu kami semua sekeluarga sedang tidur di dalam rumah. Lantas terdengar suara gemuruh begitu keras di depan rumah. Seolah-olah rumah kami akan rubuh," pengakuan salah seorang korban, Asep Yudi.
Meski begitu, korban mengalami kerugian materil hingga ratusan juta rupiah. Selain dua truk miliknya yang terseret longsor, mesin gergaji hingga ratusan kubik kayu di pabrik penggergajian ikut tertimbun tanah.
"Rugi pak sekitar 500 jutaan pak ada mesin rumah truk juga dua," ungkap Yudi.
Kepala Desa Kawitan, Uus Kusnadi, mengatakan, pihaknya menerima laporan longsor yang terjadi menjelang adzan subuh yang menimpa jalan, rumah dan pabrik kayu, serta dua truk. Ia pun segera melaporkan kejadian ini kepada petugas kepolisian dan BPBD kecamatan. Hingga pada Senin pagi, dilakukan upaya pembersihan material dengan alat seadanya.
"Longsorannya sangat tebal dan panjang. Kami memerlukan alat berat untuk membersihkan materi longsoran dari badan jalan," jelas dia.
Kasie Kedaruratan dan logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Dede Sudrajat, setidaknya terdapat 12 titik bencana longsor dan banjir terjadi di Tasikmalaya. Seorang warga Kecamatan Gunung Tanjung meninggal dunia diduga akibat tertimpa longsor.
Selain longsor, banjir juga melanda kecamatan Karang Nunggal. Ratusan rumah warga terendam.
"Ada yang wafat satu kita belum tau apa karena sakit atau tertimpa longsor. Longsor di 12 titik dan banjir juga di Karang Nunggal", Ucap Dede. (mud/mud)