RZ (29), seorang jurnalis asal Kota Bandung, kaget ketika mendapatkan kabar bahwa dirinya terkonfirmasi positif Corona atau COVID-19. Dalam benaknya langsung terbayang wajah istri dan anaknya yang masih balita. Keringat dingin pun seketika muncul.
Kabar dirinya terpapar virus Corona harus segera ia kabarkan. Tetapi ia bingung bagaimana caranya, karena takut membuat orang di rumah khawatir berlebihan. Sempat terlintas dipikirannya untuk menyimpan rapat-rapat kabar tersebut.
"Pas awal pasti kaget, enggak disangka-sangka. Saya juga tidak tahu terpapar di mana, kegiatan liputan juga hanya di situ-situ saja, jarang nongkrong di luar. Saya juga syok, ketika itu yang terlintas adalah keluarga," ujar RZ kepada detikcom, Sabtu (10/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sempat kepikiran untuk tak memberitahu keluarga. Takutnya orang tua, istri dan anak shock juga. Tetapi saya urungkan karena takut nanti anak dan istri juga terpapar karena saya mau isolasi di rumah, akhirnya saya ceritakan," imbuh RZ.
Benar saja dugaannya, istrinya langsung pingsan begitu ia menyampaikan kabar tersebut via telepon. Suara sang istri dari balik ponsel pun, berganti dengan suara tangisan balita.
"Ketika itu saya masih di lapangan, saya kemudian menelepon istri untuk sementara waktu pindah ke rumah orang tua dulu. Karena hasil saya positif. Tiba-tiba saya mendengar suara benda jatuh dan anak saya menangis. Segera saya menelepon saudara untuk memeriksa ke rumah," kata RZ.
Setelah siuman, akhirnya sang istri menghubunginya kembali. Namun, kabar itu harus ia sampaikan agar istri dan buah hatinya bisa bersiap-siap untuk tinggal di rumah orang tuanya sementara.
"Saya tunggu di lapangan, berusaha tidak kontak fisik dengan siapa pun. Saya tunggu sampai istri selesai berkemas, begitu istri sudah sampai di rumah orang tuanya. Saya baru pulang, saat itu sekitar jam 10 malam," tutur RZ.
Inisiatif untuk melakukan isolasi mandiri, ia putuskan. Pasalnya, setelah mendapatkan kabar hasil swab test, belum ada arahan dari petugas medis soal tempat di mana ia akan menjalani isolasi nantinya.
"Keesokannya, saya kontak pihak Labkesda Jabar harus isolasi di mana, Labkesda menyarankan agar saya isolasi di BPSDM. Tetapi saya minta isolasi mandiri di rumah," katanya.
RZ menjalani isolasi mandiri di rumahnya selama empat hari. Stok makanan telah disiapkan sebelumnya oleh sang istri. Dukungan dari keluarga dan teman-teman seprofesinya mengalir ketika itu.
Memasuki hari kelima RZ mulai diserang rasa cemas. Dadanya mulai merasakan pengap dan badannya meriang. Sugesti buruk menghinggapi dirinya. Sementara itu jadwal swab test ulangnya baru akan dilakukan dua hari lagi.
"Bawaan karena di rumah sendiri, saya tidak berani ke luar. Yang di benak saya ketika itu, saya positif COVID-19, semula gejala yang tak terasa, mendadak saya rasakan. Perkembangan virus pun saya tak tahu karena tak ada pemeriksaan medis di rumah," kata RZ.
Akhirnya ia berkonsultasi kembali dengan pihak Labkesda Jabar untuk melakukan isolasi di BPSDM Jabar. "Istri juga mendukung untuk isolasi di BPSDM, biar terpantau perkembangan kesehatannya. Kalau di rumah, banyak diam di ruang terbatas, berjemur juga enggak bisa," tuturnya.
Kemudian pada siang harinya, ia dijemput oleh tim Dinas Kesehatan Jabar menggunakan ambulans. Lokasi penjemputan pun dilakukan di titik yang tak mengundang perhatian warga. "Ya dijemput di titik yang aman," kata RZ.
Begitu sampai di BPSDM Jabar, perawat pun segera memeriksa kesehatannya. Ia ditanya mengenai keluhan selama menjalani isolasi mandiri, periksa rontgen, dan cek darah. Setelah itu selesai, ia tidur di fasilitas isolasi BPSDM yang menurutnya seperti hotel bintang tiga.
"Ya satu orang satu kamar. Dasilitasnya lumayan komplet. Di sana saya bisa berolahraga, berjemur dan tetap dipantau oleh tim medis. Secara spiritual saya merasa lebih baik, setelah 12 hari menjalani isolasi alhamdulillah saya sembuh," ucapnya.
Hasil tracing swab tes istri dan anaknya pun negatif. Ia pun menegaskan pola hidup sehat dan melakukan protokol pencegahan COVID-19 sangat penting di masa pandemi ini.
"Pesan saya bagi semua orang yang utamanya sering beraktivitas di luar rumah, jangan takut atau minder untuk diperiksa swab test. Bila ada kesempatan ya manfaatkan untuk diperiksa, takutnya jadi pasien OTG dan khawatir menularkan kepada yang lain," ujar RZ.
Saat ini, jumlah pasien yang menjalani perawatan atau isolasi mandiri di Jawa Barat mencapai 9.594 orang. 16.907 sembuh orang telah dinyatakan sembuh dari total pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 27.031 orang.