Aksi unjuk rasa penolakan Omnibus Law di depan Kantor DPRD Kabupaten Cianjur berujung ricuh. Polisi sebut penyusup dari kelompok anarko menjadi dalang kerusuhan tersebut.
Kapolres Cianjur AKBP Moch Rifai, mengatakan sejak awal demo yang diawali dengan massa dari mahasiswa, sempat terjadi ketegangan dengan kelompok berpakaian hitam berusaha merangsek masuk ke kantor DPRD.
Polisi pun mengamankan beberapa orang remaja berpakaian hitam tersebut ke Mapolres Cianjur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi kembali memanas saat rombongan massa buruh tiba di Kantor DPRD, Jalan KH Abdullah bin Nuh sekitar pukul 15.00 Wib.
Lagi-lagi, beberapa orang berpakaian hitam merusuh dengan memukul dan melempari mobil polisi yang mengawal massa buruh.
Aksi pengerusakan itu pun memicu terjadinya kericuhan antara massa dengan polisi. Water cannon pun diterjunkan untuk menyemprot air ke kerumunan yang ricuh dan gas air mata pun ditembakan.
"Sempat terjadi kericuhan karena dipicu mobil polisi yang dirusak beberapa orang. Tapi bisa segera ditangani dan kondisi kembali kondusif. Massa aksi dari buruh juga difasilitasi bertemu dengan anggota DPRD," kata Rifai usai aksi unjuk rasa, Kamis (8/10/2020).
Menurutnya orang-orang yang menjadi provokator tersebut diduga merupakan penyusup dari kelompok anarko. Sebab sejak awal demo, ada simbol kelompok anarko di beberapa spanduk.
"Kemungkinan dari anarko dengan adanya simbol A di spanduk dan karton yang dibawa massa," kata dia.
Namun Rifai menyebutkan pihaknya masih mendalami keterlibatan anarko dalam demo tersebut. Beberapa orang berpakaian hitam yang diamankan pun menjalani pemeriksaan.
"Sudah ada yang diamankan di Polres, sedang diperiksa. Sekaligus memastikan keterlibatan anarko," ucap dia.