Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) direncanakan akan digelar serentak pada 9 Desember 2020 mendatang. Beberapa toko alat peraga kampanye seperti kaos partai politik masih sepi pesanan.
Hal tersebut terjadi di sentra kaos sablon di Jalan Suci dan Jalan Surapati, Kota Bandung. Di sini terdapat 300 toko pembuat kaos sablon dan distro. Pada momentum Pilkada biasanya selalu dibanjiri pesanan, namun berbeda pada Pilkada tahun ini.
"Turun banget drastis, ada tapi satu atau dua. Sebelum pandemi untuk kaos parpol nyampe ratusan ribu picis yang dipesan," kata Yudi (45) penjual kaos Berkat Production saat ditemui di lokasi, Senin (21/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudi mengatakan, item merchandise yang dipesan pun berbeda ditambah dengan alat pelindung diri seperti masker dengan embel-embel nomor paslon. "Karena musim covid, jadi yang dipesan kaos dan masker. Dulu kan kaos, topi atau payung yang dipesan jadi merchandise," tuturnya.
Di Jawa Barat, bahkan, kata dia, belum ada daerah yang melakukan pemesanan kaos untuk persiapan kampanye Pilkada. "Luar pulau rata-rata, daerah yang Pilkada di Jabar belum. Cuman kemarin ada dari Pilbup Cianjur baru survey," imbuh Yudi.
Soal harga relatif bervariatif tergantung pada kuantitas dan kualitas. Misalnya untuk pesanan sebanyak 10 ribu buah kaos maka per-kaosnya dijual seharga Rp. 12 ribu. Semakin banyak pesanan maka harga kaos bisa semakin murah.
"Harga tergantung kuantiti pemesanan. Seperti pesanan baru dari Tapanuli, Sumatera Utara, kalo lagi rezeki ada yang survey langsung pesan," ujarnya.
Sama seperti Yudi, Ian (35) pun berusaha bertahan dengan usaha sablon kaosnya. Pesanan kaos di tokonya sudah menurun bahkan sebelum pandemi, begitupun untuk pesanan kaos Parpol.
"Dari sebelum pandemi juga udah ada masalah apalagi ada pandemi, semua kena. Kalau misalkan ga usaha lebih parah mungkin yah. Sedikit-sedikit disyukuri," pungkasnya.