Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan atau Kang Pisman yang digulirkan Pemerintah Kota Bandung menjadi program unggulan Wali Kota Oded M Danial dan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana. Program itu digulirkan untuk menuntaskan masalah lingkungan dan kebersihan di Kota Bandung.
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengklaim program Kang Pisman selama dua tahun ini sudah tumbuh dan memiliki program-program turunan yang sudah dirasakan oleh masyarakat ditingkat RW.
"Sudah ada beberapa kantor kecamatan melakukan Kang Pisman, mengolah sampah terintegrasi, Mandalajati misalnya, di pendopo, juga di beberapa tempat sudah bangus. Termasuk di beberapa kantor kelurahan sudah ada," kata Oded di Pendopo Kota Bandung, Senin (21/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oded menyebut dari 1.800 RW yang ada di Kota Bandung, kini 147 RW surah tidak buang sampah ke TPS berkat program Kang Pisman.
"Tapi ada juga macam-macam pertumbuhannya, ada yang tidak buang sampah ke TPS, tapi ada juga output pengelolaan Kang Pisman ini alhamdulillah setiap RW punya bank sampah, bahkan di Mandalajati Bank Sampah yang diintegrasikan dengan pembayaran PBB, jadi masyarakat nabung sampah ke pengelola, nanti uangnya dapat disimpan di tabungan, alhamdulillah," ungkapnya.
Oded menyebut, tolak ukur sukses tidaknya Program Kang Pisman tidak hanya merujuk ke Kecamatan Mandalajati yang dimana dari sampah bisa membayar PBB. Pada pelaksanaannya, warga sendiri yang mengembangkan program itu sendiri.
"Kalau itu hanya satu metodelogi saja, jadi metodelogi nya diserahkan kepada masyaraka, yang penting bagaimana masyarakat bisa mengolah sampah dengan kemandirian mereka di antaranya program inovasi sampah bank sampah dikaitkan dengan pembayaran PBB tadi," sebutnya.
Menurutnya, ada delapan kelurahan yakni, Kelurahan Sukamiskin, Sukaluyu, GemΒpolsari, Cihaurgeulis, MengΒger, Neglasari, Babakansari, dan Kebon Pisang yang menjadi percintaan program ini.
"Ada 8 kawasan di tingkat kelurahan sudah bagus. Bahkan di Sukamiskin dan Cihaurgeulis ada program yang namanya waste food. Pengembangan Program Kang Pisman dikembangkan, dari mengelola sampah outputnya jadi makanan. Prinsipnya gini, Mang Oded berikan keleluasaan kepada masyarakat metodelogi nya silahkan kembangkan masing-masing," ungkapnya.
Oded juga berujar, selain itu masih banyak metode lainnya untuk menuntaskan permasalahan sampah yang dilakukan warga Kota Bandung yaitu metode Lodong Sesa Dapur (Loseda), ada juga dengan metode Wadah Sisa Makanan (Wasima), ada juga dengan cara magot, komposter dan lainnya.
"Pengembangan Kang Pisman ini alhamdulillah dengan berbagai metodelogi masyarakat, intinya indikatornya sampah selesai, output dari sampah itu berekonomi, ada yang berekonomi itu sampai kompos, ada sampai urban farming bahkan ada output bisa ternak ayam, lele dan lainnya," jelas Oded.
Oded menyebut, masyarakat Kota Bandung yang menerapkan program Kang Pisman sudah berlari kencang dan terus berinovasi.
"Kalau urusan penyempurnaan memberikan keleluasan untuk berinovasi, contoh Loseda, dulu hanya pipa ditancapkan menggunakan paralon, sekarang ada organik to garden, itu Loseda juga cuman itu menggunakan tiga ember, pengembangan diserahkannya kepada mereka. Saya yakin ketika diberikan stimulus ternyata mereka larinya kencang," pungkasnya.
(wip/mud)