Masyarakat di Jawa Barat diminta untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi serta penyakit yang bisa timbul pada masa peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan.
Kepala BMKG Kelas I Bandung Tony Agus Wijaya mengungkapkan saat ini wilayah Jawa Barat mulai memasuki musim pancaroba yang ditandai dengan cuaca ekstrem dan curah hujan lebat disertai kilatan petir.
Selain itu cuaca cenderung tak menentu seperti turunnya hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat, udara terasa panas, serta arah dan kecepatan angin tak teratur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul sekarang sudah masuk pancaroba. Peralihan musim seperti ini lebih bahaya karena sering timbul hujan disertai angin kencang. Selain itu perubahan cuaca lebih dinamis daripada musim kemarau atau hujan, sehingga masyarakat harus lebih waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan lain-lain," ungkap Tony saat dihubungi, Jumat (18/9/2020).
Berdasarkan pemantauan BMKG Kelas I Bandung, saat ini kondisi angin relatif kencang dengan kecepatan rata-rata 27 hingga 36 kilometer perjam.
Wilayah Jawa Barat pada umumnya akan mulai memasuki musim hujan pada Oktober dasarian III sampai dengan November dasarian II. Akan tetapi, ada pula beberapa daerah yang saat ini sudah turun hujan dengan rentan waktu yang singkat.
"Sedangkan puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2021," katanya.
Khusus di wilayah Bandung secara umum Bagian timur Bandung diprediksi sedikit lambat masuk musim hujannya dibanding bagian barat. Kondisi ini mirip dengan karakteristik wilayah Jawa Barat bagian utara yang lebih lambat memasuki awal musim hujannya dibandingkan bagian tengah dan selatan.
"Analisis kami, kondisi ini lebih banyak dipengaruhi oleh lokal faktor topografi. Sehingga karakteristik curah hujannya seperti itu," bebernya.
Lihat juga video 'Waspada! Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Sedang-Tinggi':