Pelaksanaan tes dengan swab untuk penanggulangan COVID-19 di beberapa kabupaten kota di Banten masih di bawah satu persen dari jumlah populasi. Hal ini disinyalir karena terkendala kapasitas laboratorium dan alat Polymerase Chain Reaction (PCR).
Di Kabupaten Tangerang, tes swab sejauh ini baru 23.033 orang yang dites. Padahal jika menggunakan standar yang disyaratkan WHO, tes swab PCR ini harus dilakukan ke 40 ribu lebih warga.
"Kalau kita kan 40 ribu, masih sampai 23 ribu, jadi kita berusaha menambah kapasitas laboratorium kita, seluruh Indonesia laboratorium kewalahan, bukan di Tangerang saja," kata Jubir Gugus Tugas Kabupaten Tangerang dr Hendra Tarmizi kepada detikcom, Selasa (15/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendalanya, Kabupaten Tangerang hanya memiliki satu alat PCR di laboratorium dengan kapasitas 60 sampel yang dites dalam sehari. Kelebihan sampel kemudian dikirim ke Labkesda Banten yang bisa menerima 100 sampel atau ke Litbangkes di Jakarta yang bisa menerima 50 sampel.
Masalahnya, kemudian adalah baik yang dikirim ke Labkesda maupun Litbangkes memiliki antrian tes yang bisa 7 sampai 14 hari. Ini kemudian yang membuat Tangerang masih minim melakukan tes swab PCR padahal ini jadi penting untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Tapi, masalah lain adalah jumlah tenaga di laboratorium yang juga minim. Alat yang ada di RSUD Tangerang saja masih kekurangan tenaga analis padahal mereka sudah bekerja 24 jam selama sepekan.
"Tenaga di Labkesda kerja 24 jam, nanti dia terlalu dipaksa, nanti dia yang kena nanti," ujarnya.
Kasus serupa pun terjadi di Kabupaten Pandeglang yang saat ini sudah zona orange. Daerah ini baru melaksanakan swab pada 1.800 orang padahal target mereka sampai 12 ribu warga bisa dites karena Corona ini.
Kurang masifnya tes bukan hanya terkendala antrian uji spesimen baik di Labkesda Banten maupun di Litbangkes. Tapi, daerah ini juga belum memiliki alat PCR untuk mendeteksi spesimen yang dikirim positif atau negatif Corona.
"Idelanya kita punya, tapi belum," kata Jubir Gugus Tugas Pandeglang Achmad Sulaiman kepada detikcom secara terpisah.
Kendala kedua, Pandeglang juga kekurangan sumber daya manusia untuk pekerja yang melakukan swab di tingkat kecamatan. Jika mengandalkan dari Dinas Kesehatan, dipastikan menurutnya akan kewalahan petugas.
"Jadi kita sedang melatih supaya di setiap kecamatan bisa melakukan swab," paparya.
Pemda lanjutnya bukan tak ingin memiliki alat PCR di Pandeglang. Tapi, anggaran di wilayahnya sendiri terbatas dan meminta kapasitas uji spesimen di Labkesda Banten dan Litbangkes diperbanyak.
Terpisah, Kadinkes Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan bahwa swab di seluruh Banten sudah dilakukan ke 87.069 orang. Saat ini sudah ada 19 laboratorium dan akan dilakukan 4 laboratorium tambahan.
"Saat ini Labkesda Banten dalam sehari mampu tangani 650 spesimen," ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, kasus Corona di Banten per 14 September 2020 sebanyak 3.496 kasus. Masih ada 823 pasien yang dirawat dan 2.519 telah sembuh. Sementara daerah Tangerang Raya masih menjadi zona merah penyebaran virus.