Universitas Singaperbangsa Karawang mendapat sorotan pengguna twitter. Pantauan detikcom, hingga Kamis siang (10/9). Tagar #UNSIKAKENAPASIH menggema. Hingga pukul 15.20 WIB, ada 7.659 cuitan warganet yang menggunakan tagar #UNSIKAKENAPASIH.
Protes di jagat maya itu tak lepas dari persoalan uang pangkal kuliah. Diketahui, Unsika membuka jalur mandiri pada penerimaan mahasiswa baru 2020. Di jalur itu, Unsika mematok biaya pengembangan institusi mulai dari belasan hingga puluhan juta rupiah, tergantung jurusannya.
Namun dalam prosesnya, banyak calon mahasiswa yang mencabut berkas pendaftaran di jalur mandiri. Seperti yang dilakukan Disya Nurul Ariza (19). Gadis asal Kabupaten Bekasi itu harus mengubur keinginannya masuk ke jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Unsika. Sebab, ia membatalkan diri daftar melalui jalur mandiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena terlalu mahal dan orang tua saya tak sanggup membayar uang pengembangan institusi," kata Disya saat dihubungi detikcom via telepon, Kamis (10/9/2020).
Disya mengatakan sebetulnya orang tuanya tahu jika mendaftar lewat jalur mandiri, harus membayarkan uang minimal Rp 35 juta. Namun, kata Disya, ia dan orang tuanya mencoba bertanya ke kampus, barangkali ada kebijakan membayar uang pangkal secara dicicil atau meminta keringanan.
"Namun pihak kampus bilang tak ada keringanan biaya, bahkan uang Rp35 juta itu minimal," kata Disya.
Mendengar kabar itu, Disya dan dua orang tuanya pulang ke rumah dengan kecewa. Saat ini, Disya mengaku sedang mencari kampus lain yang biaya kuliahnya terjangkau. "Saya mendaftar ke Unsika karena tak ada kampus negeri di Kabupaten Bekasi," kata Disya yang menggemari ilmu eksak.
Hal yang sama dialami oleh Wahid Supriyanto (34), ia mengurusi adik iparnya yang mendaftar ke jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Unsika melalui jalur mandiri. Untuk masuk di jalur itu, calon mahasiswa harus membayar minimal Rp 20 juta.
Mendengar hal itu, Wahid mendatangi kampus untuk mencoba bernegosiasi soal uang pengembangan institusi. "Kami meminta opsi untuk mencicil uang pengembangan institusi. Kami usul supaya bisa mencicil setiap usai panen karena orang tua kami petani," kata Wahid saat ditemui detikcom, Kamis (10/9/2020).
Namun rupanya, usulan Wahid belum direspons pihak kampus. Ia pun sedang berfikir untuk mencabut berkas pendaftaran jika tak bisa dicicil. "Kalau tidak bisa dicicil, kami mungkin mencabut berkas pendaftaran dan memilih kampus lain. Karena sebagai petani, penghasilan orang tua kami setiap panen atau enam bulan sekali," kata Wahid.
(mso/mso)