Paguyuban Tunggal Rahayu tengah menjadi sorotan lantaran mereka mengubah lambang Garuda Pancasila. Pemkab Garut mengungkap sosok bos atau pimpinan paguyuban tersebut.
Kepala Kesbangpol Garut Wahyudijaya menjelaskan paguyuban yang berbasis di Cisewu itu mulai muncul awal September 2020. Beberapa waktu lalu, perwakilan dari kelompok tersebut datang ke kantor Kesbangpol untuk mengajukan legalitas.
"Namun, kita menemukan kejanggalan. Seperti mereka berani menggunakan lambang Pancasila yang dirubah," kata Wahyu, Selasa (8/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu menyebut, hasil penyelidikan sementara pihaknya, paguyuban tersebut memiliki kegiatan kumpulan satu minggu sekali. Mereka berkumpul di rumah pentolannya di Cisewu.
"Pimpinannya bernama Sutarman," ucap Wahyu.
Mereka diduga memiliki ribuan pengikut. Para pengikutnya ini berasal dari luar Garut yang di antaranya Majalengka.
"Memang, dari informasi sementara, mereka ini baru sebatas melakukan pengajian seminggu sekali. Namun memang jumlah pengikutnya dikabarkan sudah ribuan. Mereka bukan hanya dari Kecamatan Caringin saja, ada juga dari kecamatan lainnya, termasuk dari luar Garut," tutur Wahyu.
Fenomena munculnya Paguyuban Tunggal Rahayu kini sedang didalami. Pada Selasa sore, Pemkab Garut bersama pihak terkait lainnya melaksanakan rapat untuk melakukan tindak lanjut persoalan paguyuban tersebut.