Surutnya muka air waduk (MAW) Jatigede, Kabupaten Sumedang saat ini mulai banyak dimanfaatkan warga sekitar untuk dijadikan lahan bercocok tanam seperti sayuran dan ubi-ubian.
Dari pantauan detikcom, saat ini sebagian permukaan tanah yang awalnya terendam genangan air dari waduk Jatigede sedikit demi sedikit mulai terlihat bahkan sebagian tanah terlihat mengering.
Di tanah yang kering dan luas, nampak terlihat sepasang suami istri sedang becocok tanaman, bahkan sebagian yang sudah mereka tanam dengan benih Jagung sudah tampak tumbuh subur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang warga setempat, Sumadi (78) mengatakan dirinya memanfaatkan lahan yang kering di Waduk Jatigede itu sekitar satu bulan lalu.
"Asalnya ini tanah yang tergenang, tapi setelah airnya surut dan lahannya kering saya sama istri memanfaatkan tanah ini untuk menanam sayuran," kata Sumadi saat ditemui pesisir Waduk Jatigede, Minggu (6/9/2020).
Kata Sumadi, lahan yang ia tempati memang milik pemerintah dan saat ini sudah dibebaskan, untuk itu daripada tidak ada yang memanfaatkannya ia gunakan untuk menanam sayuran untuk menambah kebutuhan sehari-hari.
"Ini lahan pemerintah, memang sudah dibebaskan, ya kami manfaatkan saja, daripada nganggur di rumah," katanya.
Sumadi mengaku, meski dirinya mengetahui resiko jika genangan waduk Jatigede suatu saat akan kembali naik dan akan mengalami gagal panen. Dirinya tetap berharap tanamannya bisa dipanen sebelum airnya normal kembali seperti biasa.
"Kalau airnya naik lagi (normal) ya gak bisa ditanam lagi dan tidak akan bisa dipanen, mudah-mudahan saja keburu panen," tutur Sumadi.
Karang Taruna Desa Wado, Koswara mengatakan, warga yang menanam tanaman di area Waduk Jatigede itu memang inisiatif warganya sendiri dan dipastikan tidak perlu ada izin dari pihak manapun karena lahan ini sebelumnya memang tergenang oleh air.
"Sebetulnya ada beberapa lokasi untuk menanam tanaman, daripada lahannya tidak produktif mending dimanfaatkan, karena hasilnya bisa membantu kebutuhan masyarakat disini apalagi saat ini terdampak pandemi COVID-19," katanya.
Menurutnya menyusutnya air di Waduk Jatigede ini berdampak buruk pada pengusaha perahu dan rakit karena saat ini mereka sudah tidak bisa lagi beroperasi seperti biasa karena airnya sudah menyusut.
"Warga yang punya perahu di kawasan Wado sekarang tidak beroperasi lagi, maka saat ini mereka pindah ke area Cibungur. Tapi kalau elevasinya tidak turun terlalu jauh, mungkin pemilik perahu juga bisa produktif," ucap Koswara.