Dua pimpinan di Kota dan Kabupaten Bogor bekerja sama menangani penyebaran virus Corona atau COVID-19. Salah satunya terkait ketersediaan rumah sakit dan ruangan nonmedis yang akan digunakan untuk menangani pasien positif Corona.
"Kota dan kabupaten (Bogor) itu satu kesatuan. Kami sama-sama menginisiasi koordinasi yang lebih taktis dan teknis. Ada dua hal besar yang kita sepakati, yang pertama, kita akan melakukan kerjasama terkait kepastian tersedianya layanan rawat, baik bagi pasien-pasien dengan gejala ringan, sedang, ataupun berat. Baik di rumah sakit maupun di fasilitas non kesehatan," kata Wali Kota Bogor Bima Arya usai melakukan pertemuan dengan Bupati Bogor Ade Munawaroh di Kebun Raya Bogor, Jumat (4/9/2020).
Dengan kesepakatan ini, Bima menjelaskan, pasien positif COVID-19 bisa ditangani di rumah sakit manapun, baik di Kota dan Kabupaten Bogor tanpa melihat domisili tempat tinggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi warga bisa dirujuk ke rumah sakit mana yang tersedia, jadi seolah-olah tidak ada batas, tapi kita maksimalkan ketersediaannya itu," ucap Bima.
Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menyebut saat ini ada 33 rumah sakit di Kabupaten Bogor yang bisa menampung pasien positif COVID-19. "Kita ada RSUD ada 4, ditambah rumah sakit nasional, RS Goenawan (RSPG Cisarua), beberapa rumah sakit swasta kurang lebih ada 29 rumah sakit yang disiapkan. Jadi kalau dijumlahkan lumayan banyak, jadi kita masih bisa menampung," ujar Ade.
"Penggunaan lokal di Balai Rehabilitasi BNN Itu tidak masalah, lokasinya memang di Kabupaten, tapi untuk urusan kemanusiaan sekali lagi, kami tidak keberatan, bahkan kami menawarkan satu lokasi isolasi, baik di wilayah selatan, di Cibogo dan juga di beberapa rumah sakit yang ketika Kota penuh itu bisa digunakan. Jadi untuk urusan kemanusiaan tidak ada lagi batas wilayah," tuturnya menambahkan.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh ketua Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota-Kabupaten Bogor ini disepakati kerja sama pengawasan protokol kesehatan di wilayah perbatasan.
"Poin kedua, saya dan ibu bupati sepakat, menguatkan kerja sama untuk memastikan protokol kesehatan berjalan maksimal terutama di titik-titik perbatasan. Jadi ada juga Satpol PP ada Kasidhub, yang akan mengidentifikasi titik-titik mana yang perlu koordinasi secara teknis terkait pengawasan," ucap Bima.
"Kenapa kami bertemu, yaitu untuk membahas supaya (wilayah) yang sekarang belum merah jangan sampai merah, yang sudah merah juga supaya turun lagi ke zona orange atau zona kuning," kata Ade menambahkan.