Puluhan pedagang Pasar Ciranjang Cianjur, Jawa Barat terpaksa berjualan di pinggir rel kereta api pasca kios dan losnya hangus dalam kebakaran dua pekan lalu. Sebab pasar darurat yang dijanjikan untuk mereka belum kunjung disiapkan.
Dari pantauan detik.com di lokasi sekitar pukul 08.00 WIB, para pedagang membuka lapaknya di samping rel rute Ciranjang-Cianjur tak jauh dari lokasi pasar yang terbakar. Kebanyakan dari mereka merupakan pedagang sayur, daging, hingga pakaian.
Lapak dibuat seadanya, pedagang sayuran misalnya, hanya dengan beralaskan terpal. Sedangkan untuk daging membuat meja kayu dan pedagang pakaian membuat tenda sederhana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jarak antara pedagang dengan rel hanya sekitar 1,5 meter. Sehingga berisiko dan berbahaya.
Ujang Rahmat (51) salah seorang pedagang Pasar Ciranjang, mengaku khawatir jika sewaktu-waktu kereta melintas. Jarak yang berdekatan membuat dia dan pedagang lainnya bisa saja terserempet kereta.
Tetapi iA terpaksa berjualan di pinggir rel kereta api tersebut karena belum mempunyai tempat untuk berjualan.
"Kalau pasar daruratnya sudah ada kita juga tidak akan jualan disini, namun karena tempatnya belum ada. Yang sekarang sudah ada juga hanya untuk puluhan pedagang tidak cukup untuk korban kebakaran yang capai seribuan. Makanya sementara saya jualan disini dulu sampai pasar darurat selesai dibangun," ujar dia kepada detik.com, Selasa (1/9/2020).
Meski berjualan di luar pasar atau tepatnya di samping rel, para pedagang tetap ditagih bayaran oleh pihak Dewan Pengurus Pasar (DPP) sebesar Rp5.000 per hari dengan alasan untuk uang kebersihan.
Selain itu, pedagang juga harus membayar sewa lapak ke warga atau pemilik warung yang mengaku memiliki kewenangan atas lapak tersebut.
"Sekarang itu kita 2 kali bayar, Rp5.000 kepada pihak pasar, dan Rp10.000 untuk yang punya tempat," ungkapnya
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperdagin) Kabupaten Cianjur Tohari Sastra, mengatakan pihaknya masih memprosss anggaran untuk pembangunan pasar darurat untuk 1.000 pedagang Pasar Ciranjang yang terdampak kebakaran.
"Ada sebanyak 1000 pedagang kios yang rencananya mereka akan dapat bantuan sebesar Rp1,5 juta per pedagang untuk pembuatan pasar darurat, namun kita masih menunggu persyaratan yang kurang seperti rekening dan lainnya. Intinya masih diproses," ujar Tohari saat dikonfirmasi melalui telepon seluler.
Ia menjelaskan, para pedagang kios tersebut terpaksa berdagang di pinggir rel lantaran belum ada kios baru tempat mereka jualan.
"Kita juga sudah menyuruh pihak DPP untuk merapatkan hal tersebut bersama pedagang supaya tertib, sehingga para pedagang berjualannya tidak berpencar," tegasnya.
Ia mengaku, bahwa imbauan terus disampaikan ioleh pihak Dinas, namun mereka merasa kesulitan untuk menertibkan para pedagang lantaran kondisinya saat ini sedang darurat.
"Saat ini pihak dinas belum bisa mengarahkan para pedagang untuk pindah berjualan, karena jumlah lapaknya juga masih sedikit," katanya.
"Tapi nanti kalau pasar darurat sudah jadi kita punya alasan kuat untuk mengarahkan mereka supaya pindah," ucap dia menambahkan.