Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim akan memberi subsidi kuota internet 35-50 GB untuk siswa, mahasiswa, guru hingga dosen. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani) mengingatkan sekaligus membicarakan bantuan subsidi UKT dan kurikulum pendidikan selama masa pembelajaran daring.
Presiden Mahasiswa BEM Unjani Aziz Dwi Maulidiansyah mengatakan langkah kebijakan Mendikbud soal bantuan kuota internet patut diberi apresiasi. Namun kebijakan tersebut dinilai terlambat karena sudah melewati satu semester dan ditambah kampusnya sudah mulai memasuki semester baru.
"Kita sangat mengapresiasi upaya untuk bisa berjalannya roda pendidikan yang ada di Negara ini walaupun terlambat ya. Karena bisa dibilang ada yang sudah melaksanakan perkuliahan begitupun kami sudah melaksanakan perkuliahan," kata Aziz kepada detikcom, Jumat (28/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembagian kuota tersebut, kata Aziz, harus benar-benar merata dan tepat sasaran agar benar-benar membantu dalam pembelajaran daring. "Bicara bantuan ini, salah satunya kita harus mengingatkan bahwa harus tepat sasaran," ujarnya.
Aziz mengatakan bantuan ini bukanlah bantuan yang pertama diberikan oleh Kemendikbud. Seperti bantuan UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang sebelumnya diberikan kepada mahasiswa terdampak COVID-19. Namun dalam kenyataannya, masih banyak yang tidak merasakan bantuan tersebut terutama Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
"Kami dari Unjani pun sempat meng-advokasikan hal ini kepada Dikti wilayah IV khususnya agar dapat menerima bantuan tersebut. Tapi kita lihat kembali, akhirnya bantuan yang ada khususnya wilayah Jawa Barat kepada PTS itu diberikan untuk KIP, itu kan enggak semua pendidikan tinggi memiliki program tersebut," katanya.
Saat ditanya hal krusial yang dibutuhkan dalam pembelajaran daring, menurut dia adalah pembenahan kurikulum selama pandemi juga penting dan menjadi pokok bahasan.
"Bahkan yang harus dibenahi itu kurikulum pendidikan di saat pandemi yang memang dirasa lebih krusial dibanding kuota," ujarnya.
Dia menyayangkan saat ada ancaman resesi namun anggaran terus digelontorkan. "Nah itu juga yang sangat saya sayangkan, yang berhubungan dengan anggaran. Kenapa tidak ada pembuatan kurikulum pandemi? Kalau memang ada ancaman resesi," katanya.
"Bicara apakah kami sangat berharap, sepertinya tidak. Karena bukti yang kita butuhkan bukan hanya penyebaran informasi yang sengaja diviralkan agar masyarakat tenang. Itu tidak dibutuhkan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim akan memberikan subsidi kuota internet untuk siswa, mahasiswa, guru, hingga dosen. Subsidi kuota akan diberikan selama September-Desember 2020.
"Kami sudah mendapat persetujuan untuk anggaran sebesar Rp 9 triliun untuk tahun ini yang akan kami kerahkan untuk pulsa atau kuota data bagi siswa, guru, mahasiswa, dan dosen selama 3 sampai 4 bulan ke depan," kata Nadiem dalam raker bersama Komisi X DPR RI, di MPR/DPR RI, Senayan, Kamis (27/8/2020).
Tonton juga 'Hore! Mendikbud Nadiem Siapkan Rp 9 T untuk Pulsa Siswa-Guru-Dosen':
(mso/mso)