Berdasarkan informasi yang didapat, saat kejadian ada 11 orang yang jatuh ke sungai dan empat di antaranya terluka. Bahkan satu korban mengalami patah rahang hingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
"Semuanya ada 17 remaja, 11 orang yang terjun ke sungai 4 orang luka dan 1 orang patah rahang sudah dibawa ke RSHS Bandung," kata Kades Kertamukti Dede Kusnadi, Kamis (27/8/2020).
Pantauan detikcom jembatan sepanjang 70 meter itu pijakannya masih terbuat dari bilah bambu. Tali baja juga terlihat sudah berkarat dengan kondisi lilitan terkelupas sehingga jembatan seperti menggantung sebagian.
"Dulunya dibangun tahun 1991, sudah 29 tahun dan dibangun oleh swadaya masyarakat ada yang nyumbang beras dan uang. Jembatan ini sudah empat kali dengan saat ini putus, kalau yang dulu enggak ada korban," lanjut Dede.
Peristiwa putusnya kawat seling jembatan diceritakan Dede terjadi pada Senin (24/8) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Saat itu belasan remaja baru pulang dari acara pengajian di Desa Kertamukti menyebrangi jembatan tersebut.
"Dari 17 orang hanya 6 orang yang selamat karena kondisinya masih di ujung jembatan. Kondisi jembatan yang sudah rapuh, yang mengalami patah tulang tangan sudah di rawat ke orang ahli, sisanya Alhamdulillah selamat hanya luka ringan," jelasnya.
Dede berharap jembatan tersebut bisa segera diperbaiki. Pasalnya jembatan itu merupakan akses vital penghubung perekonomian masyarakat dua desa di dua kecamatan.
"Harapan dari masyarakat Desa Kertamukti dinas terkait bisa segera membangun kembali akses jembatan gantung ini, segara ini dibangun. Ini jalan satu-satunya akses produktif terutama perekonomian warga kampung sebelah," ungkap Dede.
Sementara itu, dua aparat dari TNI dan Polri yakni Sertu Enceng Setiawan Koramil Warungkiara dan Bripka Ridwan Maulana Polsek Warungkiara menghalangi jalan masuk ke jembatan dengan bilah daun kelapa dan bambu. Hal itu dilakukan agar tidak ada warga yang mencoba melintasi jembatan tersebut.
"Kami khawatir ada warga yang tetap nekat melintas dan membahayakan dirinya, makanya sejak hari pertama kejadian kami sudah memasang portal atau penghalang agar tidak bisa dilintasi," ucap Enceng.
(sya/mso)