Usia Gedung Sate telah berusia satu abad. Meski melewati berbagai perubahan zaman, kemegahan dan kekokohan bangunan cagar budaya ini masih jelas terlihat dari setiap lekuk arsitekturnya.
Pembangunan Gedung Sate diawali peletakan batu pertama pada 27 Juli 1920 oleh putri Wali Kota Bandung saat itu, Johana Catherina Coops, dan perwakilan Gubernur Hindia-Belanda di Batavia, Petronella Roelofsen.
Penggalian tanah pun dilakukan untuk menanam konstruksi beton bertulang sebagai fondasi bangunan dan pembangunan ruang bawah tanah, dilanjutkan dengan pembangunan lantai pertama hingga ketiga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pada 1922, pembangunan menara gedung beserta penyelesaian dinding luar, perataan lahan sekitar, dan pengerjaan atap dilakukan. Tahun berikutnya, penyelesaian bagian dalam aula lantai satu serta penyelesaian ornamen kolom di aula gedung.
Pembangunan Gedung Sate melibatkan 2.000 pekerja dan menghabiskan dana sebesar 6 juta gulden. 6 juta gulden itulah yang konon dilambangkan dengan enam butir 'sate' pada bagian puncaknya.
Sejak pertama dibangun perubahan yang paling mencolok terlihat di halaman depannya, taman yang disusun memanjang berpadu serasi dengan air mancur di tengahnya.
![]() |