Jabar Sepekan: Brompton Made in Bandung Dipakai Jokowi-Ambulans Dihalangi

Jabar Sepekan: Brompton Made in Bandung Dipakai Jokowi-Ambulans Dihalangi

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 22 Agu 2020 20:58 WIB
Ambulans Bawa Jenazah Positif Corona di Garut
Ilustrasi ambulans/Foto: Hakim Ghani
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat dalam sepekan di antaranya laju mobil ambulans di Garut dihalangi mobil Kijang hingga membuat pasien yang dibawanya tak tertolong, peningkatan jumlah kasus positif di kalangan keluarga di Bogor hingga Jokowi pamer sepeda 'Brompton' buatan Bandung.

Berikut lima berita di Jabar yang ramai dalam sepekan:

Testimoni Relawan Vaksin Sinovac di Bandung

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karyana Ardi Sumirat (23) satu dari 1.620 orang relawan vaksin Sinovac angkat bicara terkait efek samping setelah disuntik vaksin tersebut. Menurutnya, tak ada keluhan atau efek samping yang berarti setelah diberi vaksin tersebut.

"Efeknya enggak kerasa. Kalau misalnya efeknya memang reaktif, ada gejala misal demam itu karena memang karena daya tahan tubuhnya kurang fit. Bagi saya sampai hari ini tidak ada keluhan apapun," ucap Ardi saat dihubungi detikcom, Selasa (18/8/2020).

ADVERTISEMENT

"Memang kita juga dipantau dan diberi kartu catatan, andaikata ada pembengkakan atau keluhan apapun. Nanti dicatat di sana, sejauh ini belum ada keluhan alhamdulillah," kata pria yang berdomisili di Soreang tersebut melanjutkan.

Alih-alih merasa sakit, Ardi juga merasa pikirannya lebih tenang setelah menerima vaksinasi. Setelah disuntik berbarengan dengan sang kakak pada 11 Agustus kemarin di RSP Unpad, ia merasa lebih terlindungi dari ancaman COVID-19.

Kendati begitu, ia menegaskan akan tetap mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi ini, walau sudah mendapatkan suntikan vaksin. "Rasanya lebih plong saja, lebih enjoy dan tenang. Kalau soal nafsu makan ya standar saja, hawa-hawanya enggak dari vaksin kalau soal yang itu," ucapnya.

Rencananya, ia akan melanjutkan pemeriksaan dan penyuntikan tahap dua pada 25 Agustus mendatang. Ia berharap dengan menjadi relawan, bisa berpartisipasi dalam penanggulangan wabah.

"Harapannya semoga vaksin ini memang benar-benar obat untuk masalah kita yakni COVID-19 ini. Setelah ada vaksin semoga kita terbebas, semoga masyarakat Indonesia dan khususnya di Kota Bandung jadi lebih menjaga kebersihan lingkungan juga," katanya.

Selain itu, Film 'I Am Legend' yang dibintangi aktor kawakan Will Smith menjadi motivasi Ardi menjadi relawan vaksin tersebut.

Meski terdengar konyol, Ardi mengatakan bahwa ia memang betul-betul ingin agar Indonesia bisa terbebas dari COVID-19.

"Ya pertama memang terdengar konyol, tapi saya lihat di film 'I Am Legend', dia sendiri punya imunitas untuk menyembuhkan penyakit dari virus kaya gitu. Di situ, saya juga jarang sakit, siapa tahu dengan menjadi relawan saya bisa membantu pengembangan vaksin," paparnya.

Tonton juga 'Viral Mobil Halangi Ambulans di Pondok Indah, Polisi Bentuk Tim Khusus':

[Gambas:Video 20detik]

Viral Mobil di Garut Halangi Laju Ambulans hingga Pasien Meninggal

Mobil Kijang menghalangi laju ambulans Puskesmas Leles di Garut, Jawa Barat viral di media sosial (medsos). Kejadian itu membuat warganet geram seyelah diviralkan oleh pemilik Facebook Muhammad Fauzi, Rabu (11/8) lalu.

Tak cuma menghalangi laju mobil ambulans, sopir mobil Kijang tersebut juga menantang sopir ambulans untuk balapan.

Fauzi mengatakan, kejadian tersebut berlangsung Jumat (14/8) sore. Saat itu, dia yang merupakan relawan pengawal ambulans mengawal laju ambulans Puskesmas Leles yang tengah membawa seorang pasien.

"Ambulans hanya minta waktu sebentar saja buat menepi karena harus ada pasien yang harus diselamatkan," kata Fauzi.

Menurutnya, perjalanan mulanya semua berjalan normal. Setibanya di kawasan Tutugan Leles, rombongan yang dikawal Fauzi terhalang mobil Kijang. Saat diminta menepi, mobil tersebut terus menghalangi.

"Saya minta ke pinggir dulu karena ambulans mau lewat. Tapi, dia kekeuh gak mau ngasih jalan. Saya ingat betul warnanya biru metalik," ungkap Fauzi.

Rombongan tak bisa menyalip mobil tersebut hingga kawasan Tarogong. Di Tarogong, baru lah mobil tersebut menepi. "Tapi setelah menepi, mobil itu nempel lagi di belakang ambulans," jelasnya.

Ambulans dan mobil Kijang akhirnya berpisah di kawasan Bundaran Tugu Intan, Tarogong. Mobil Kijang belok ke kiri menuju Jalan Suherman. Sedangkan ambulans belok ke kanan dan hendak menuju RSUD dr. Slamet Garut yang ada di Jalan Rumah Sakit, Tarogong Kidul.

"Nah ketika sampai, pasien saya lihat masih ada (hidup). Sempet ditangani dulu sama petugas," kata Fauzi.

Pasien yang diketahui seorang anak perempuan berusia 5-6 tahunan itu meninggal dunia tak berselang lama setelah tiba di rumah sakit.

"Setahu saya, pasiennya pecah pembuluh darah," ujar Fauzi.

Damis Sutendi (56), sopir ambulans Puskesmas Leles yang mengalami kejadian tersebut angkat bicara.

Damis mengatakan relawan ambulans yang mengawal perjalanan sebenarnya berulang-kali berusaha meminta Kijang tersebut untuk menepi. Namun, permohonan tersebut tidak diindahkan sang sopir. "Yang ada malah mobilnya terus aja jalan di tengah," ucap Damis.

Damis mengatakan rombongan terhalang mobil Kijang tersebut hingga ke kawasan Tarogong. Perjalanan dari Leles ke rumah sakit yang biasa dia tempuh dengan waktu 10 menit itu pun jadi molor. "Meskipun telatnya 5-10 menit, itu sangat berharga sekali untuk menyelamatkan pasien," tutup Damis.

Dalam kejadian ini, pihak kepolisian langsung melakukan penelusuran mobil kijang tersebut. "Informasi sudah kita dapatkan, sedang kita dalami," ucap Kasat Lantas Polres Garut AKP Asep Nugraha saat dikonfirmasi detikcom, Senin (17/8).

Asep menjelaskan, ambulans merupakan salah satu dari tujuh kendaraan yang mendapat prioritas di jalanan. Dengan menghalangi laju ambulans, seorang pengendara melanggar Pasal 134 Undang-undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

"Ambulans itu satu dari tujuh kendaraan yang mendapat prioritas di jalan. Pengendara seharusnya menghargai dan mempersilakan ambulans lewat duluan," jelas Asep.

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengaku telah mendapat laporan dari Puskesmas dan pihak Dinas Kesehatan terkait kejadian tersebut.

Helmi juga membenarkan seorang pasien yang ada di ambulans meninggal dunia. Pasien diduga meninggal karena pendarahan.

"Anak usianya sekitar 5 tahunan, jadi kalau dilihat penyakitnya dia jatuh dan mengalami pendarahan di kepala. Dia memang memerlukan pertolongan medis segera saat itu," pungkas Helmi.

Hingga saat ini mobil kijang yang menghalangi ambulans itu belum terungkap.


Gawat, Klaster Keluarga di Bogor Meningkat

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan pola penyebaran virus Corona di Kota Bogor di lingkungan keluarga saat ini terus meningkat. Jumlah kasus positif dari klaster keluarga disebutnya kini mendominasi dibanding imported case atau kasus positif yang berasal dari luar Kota Bogor.

"Jadi imported case bisa tersalip sama local case sekarang. Kan tadinya (kasus positif Corona) mayoritas imported case kan, dari luar. Kalau sekarang kan dari keluarga. Ini yang paling bahaya, paling kita khawatirkan," kata Bima Arya usai meresmikan Hutan Desa di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Selasa (18/8/2020).

"Kalau sudah mulai terjadi penularan di keluarga berarti apa, berarti di pemukiman itu kan penularannya. Keluarga saling berkunjung, kemudian anak-anak kena, kemudian nularin ke tetangganya," imbuhnya.

Bima menyebut, saat ini ada 35 keluarga di Kota Bogor yang menjadi klaster penularan virus Corona. Ia bahkan menyebut, ada 35 orang yang dinyatakan positif Corona setelah mengikuti kegiataan keagamaan di rumah salah satu keluarga di Kota Bogor.

"Ada 35 keluarga (yang jadi klaster). Bayangkan ada klaster keluarga yang menularkan sampai 35 orang, jadi karena sekali tahlilan selama 2 jam itu 35 orang yang positif, bisa dibayangin bagaimana penularannya. Dan yang menular dari kantor dan dari rumah ini sekarang banyak sekali," paparnya.

Trend kasus positif Corona di Kota Bogor, kata Bima, memang sedang meningkat. Tak berbeda dengan wilayah lain di sekitarnya seperti, Kabupaten Bogor, Kota Depok dan DKI Jakarta.

Bima Arya bahkan menyebut, kondisi penyebaran virus Corona di Kota Bogor saat ini dalam kondisi gawat. Sehingga perlu pendisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan.

"Makanya tadi semua dinas saya perintahkan untuk ikut turun. Besok kita akan masifkan kampanye protokol kesehatan, jadi harus merasa situasinya gawat sekarang, bukan biasa-biasa saja ini. Gawat situasinya," imbuhnya.

Berdasarkan catatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor, angka kasus positif dari klaster keluarga bertambah 13 kasus pada Senin (17/8/2020). Sehingga dari total 422 kasus positif Corona di Kota Bogor, sebanyak 108 kasus diantaranya berasal dari klaster keluarga.


Cerita Janda di Bandung Barat Jual Rumah Sambil Cari Suami

Banyak cara dilakukan orang untuk bisa memuluskan jalan mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Seperti yang dilakukan oleh seorang janda muda di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat yang menjual rumah sekaligus mendapatkan pemiliknya.

Adalah, Ayu Novi Astiana (31), warga Kampung Cihaliwung Wetan, RT 02/RW 03, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Bandung Barat, siap menjadi istri bagi pria beruntung yang membeli rumahnya.

Selama tiga bulan belakangan, janda muda beranak dua itu berjibaku menawarkan rumahnya agar segera laku hingga akhirnya terbersit ide menyertakan dirinya sebagai 'bonus' bagi pembelinya.

"Iya saya mau jual rumah ini buat modal usaha dan tabungan anak. Kalau rumahnya terjual terus yang belinya cocok sama saya, ya kenapa enggak jadi suami juga," ungkap Ayu kepada detikcom, Selasa (18/8/2020).

Ide menjual rumah ditambahi embel-embel sekaligus mendapatkan pemilik rumah awalnya dicetuskan tetangganya. Namun ide itu tak langsung diamini Ayu, sebab ia merasa malu dan tak percaya diri.

"Idenya itu sebetulnya dari pak rt, katanya sekalian aja cari jodoh apalagi kan saya lagi proses cerai. Awalnya sih malu, tapi saya pikir-pikir lagi enggak salah juga dicoba, lagian kan bukan hal yang memalukan juga," tuturnya.

Ia tidak muluk-muluk menetapkan kriteria pria yang yang bakal menjadi suaminya nanti asal bertanggungjawab, setia, dan menerima anak-anaknya. Sebab ia tak mau mengulangi kegagalan membina rumah tangga yang telah dijalaninya sejak tahun 2016 silam.

"Pastinya harus single, kan kalau suami orang nanti jadi masalah. Terus cocok, bertanggungjawab, dan mau nerima anak saya. Jangan sampai gagal lagi, saya cuma nikah 4 tahun dan akhirnya jatuh talak cerai dari suami bulan Mei kemarin," bebernya.

Rumah yang akan dijualnya sendiri memiliki luas 52 meter persegi dengan harga Rp 250 juta. Namun harga tersebut masih bisa dinego, sambil membicarakan kemungkinan mempersuntingnya.

"Masih nego sih harga segitu, kalau sudah cocok terus cocok sama saya juga, ya tinggal diobrolin aja. Kalau keluarga pasti ikut aja," jelasnya.

Ia sudah memposting iklan jual rumah sekaligus pemiliknya di media sosial. Sudah ada beberapa orang yang bertanya namun belum sampai datang langsung ke rumahnya.

"Sejauh ini hanya tanya-tanya, belum serius. Di media sosial juga gitu, tapi belum ada yang datang langsung. Harapannya sih bisa segera terjual rumahnya, mudah-mudahan dapat calon suami yang baik juga," ucapnya.

Informasi ini ramai juga diperbincangkan di media sosial, salah satunya akun Instagram @warung_jurnalis mengunggah foto seorang wanita yang berhijab hitam, yang menjual rumahnya yang bertuliskan 'Beli rumah dapat janda.' Dalam keterangan di Instagram tertulis, identitas wanita yang menjual rumah sekaligus ingin dirinya diperistri itu bernama Ayu Novi Astiana.

"BELI RUMAH DAPAT JANDA MUDA! Ayu Novi Astiana (31) warga Kab Bandung Barat menjual rumah sekaligus mendapatkan dirinya. Ayu siap menjadi istri bagi pria beruntung yang membeli rumahnya. Ayu baru resmi bercerai Mei lalu, Selama tiga bulan belakangan, janda muda beranak dua itu berjibaku menawarkan rumahnya. Rumah yang akan dijualnya memiliki luas 52 meter persegi dengan harga Rp 250 juta. Harga tersebut masih bisa dinego, sambil membicarakan kemungkinan mempersuntingnya," tulis @warung_jurnalis (19/8/2020).

Hingga Jumat siang (21/8/2020) postingan viral tersebut sudah mendapatkan 4.624 Likes dan 258 komentar. Warganet pun memuji Ayu yang menjual rumahnya dengan teknik pemasaran menarik, dan tak sedikit juga netizen yang tertarik padanya.

"Trik marketing biar nggak kehilangan rumah ," tulis akun Instagram @wisnunyonk20.

"Iklannya kurang menarik, harusnya nikahin janda gratis rumah pasti banyak yg antri tuh," kata akun @rineksa_giri.

"Strategi pintar ," timpal balik akun @mastaufik_hidayat.

"Yang jomblo akut merapat gihh," ujar pengguna Instagram @wahyugesta45.


Jokowi Pamer Sepeda 'Brompton' Buatan Bandung

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiga merek sepeda yang buatan Indonesia. Ada tiga jenis sepeda buatan dalam negeri dipamerkan Jokowi. Tiga sepeda ini, yakni Kreuz, Polygon, dan Element.

Jokowi tampak berpose dengan tiga sepedanya yang memiliki nuansa merah-putih di Instagram miliknya. Bahkan di salah satu sepedanya ada yang bertulisan '1945'. Jokowi terlihat memakai helm merah-putih serta memakai jaket merah bertulisan 'INDONESIA'.

"Hidup sehat dan berolahraga di era pandemi sangat penting, agar imunitas tubuh terjaga. Saya rutin bersepeda untuk menjaga kebugaran," tulis Jokowi, Minggu (16/8/2020).

"Ini sepeda yang saya pakai, ada Kreuz, ada Polygon, ada Element. Semuanya buatan Indonesia," sambungnya.

Owner Kreuz Bike Yudi Yudiantara mengaku bangga sepedanya bisa dipakai oleh orang nomor satu di Indonesia. Menurutnya produk lokal tak kalah bersaing dengan produk dari mancanegara.

"Bagus, jadi ini menunjukkan bahwa produk lokal tidak kalah dengan produk luar, jadi pembuktian produk lokal itu tidak kalah kualitasnya," kata Yudi saat dihubungi detikcom, Minggu (16/8/2020).

Yudi mengatakan, presiden memesan dua unit sepeda dari bengkel produksinya melalui sekretaris pribadi presiden. Walau begitu, ia tak langsung percaya dengan permintaan tersebut.

"Sesprinya melalui WA menghubungi saya beberapa bulan yang lalu, saya tidak langsung percaya, karena di tengah kondisi seperti ini banyak orang yang tidak benar. Akhirnya suatu waktu kita bertemu di Jakarta dan dia memperlihatkan semuanya bahwa dia Sespri," ucap Yudi.

Setelah itu, transaksi jual beli pun dilakukan. Menurut Yudi, Jokowi memesan sepeda dari garasinya tetap mengikuti prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. "Ya bayar DP sesuai dengan aturan kita, ikuti antrean, ya saya ucapkan terima kasih, kalau percaya produk kita," katanya.

"Ya pada intinya, siapa lagi yang harus bangga dengan produk dalam negeri ya, kalau bukan rakyat atau pemimpinnya," tambahnya.

Sekilas, sepeda Kreuz ini sama seperti Brompton. Walau begitu, harga sepeda ini cukup terjangkau sekitar Rp 8 juta sampai Rp 10 juta.

"Untuk framenya saja kita jual Rp 3,5 juta. Tapi kalau mau sampai jadi sepeda, kisaran Rp 8-10 juta," ujar Yudi.

Halaman 2 dari 5
(wip/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads