Petugas Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggerebek sebuah rumah mewah milik bos agensi pemberangkatan anak buah kapal (ABK) di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di dalamnya didapati 15 ABK dalam kondisi telantar dan kelaparan.
Penggerebekan tersebut berlangsung pada Rabu (19/8) malam kemarin sekira pukul 22.00 WIB. Penggerebekan dipimpin Kepala BP2MI Benny Rhamdani.
Rumah milik bos agensi pemberangkatan ABK, PT Gafa Samudra Abadi itu terletak di Jalan Raya Cipanas Baru, Tegal Jambu, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pantauan detikcom, rumah mewah dua lantai tersebut terlihat sangat mencolok di lokasi. Rumah tersebut didominasi bangunan bermaterial kayu jati.
Di dalam rumah, terpantau hanya berisi kasur tempat para ABK beristirahat. Tidak ada barang lain di sana. Bahkan, pasokan air ke rumah tersebut disetop karena sang pemilik tidak membayarnya.
Tonton juga video 'ABK WNI Meninggal di Kapal China':
Rumah itu dihuni belasan ABK yang belakangan diketahui diterlantarkan sang majikan. Warga setempat tidak mengetahui hal tersebut.
"Saya enggak tahu bahwa di rumah ini isinya ABK semua. Yang saya tau rumah ini ramai saja. Karena pemiliknya juga enggak lapor ke saya," ucap Ade Nurdin, ketua RT setempat, kepada detikcom di lokasi, Kamis (20/8/2020).
Penggerebekan rumah tersebut didasari laporan salah seorang ABK yang mengaku diterlantarkan oleh majikan mereka. Mereka mengaku sudah satu tahun tidak menerima gaji.
Kepala BP2MI Benny mengatakan para ABK terpaksa tinggal di rumah tersebut lantaran enggan kehilangan gaji mereka yang hingga kini belum dibayar seluruhnya oleh pihak perusahaan agensi.
"Mereka tinggal di rumah ini sebenarnya terpaksa karena hak mereka belum didapat," ucap Benny kepada wartawan di lokasi yang sama.
Benny mengatakan, kondisi para ABK sangat memprihatinkan. Meskipun tinggal di rumah mewah mereka sangat tersiksa. "Kondisi di rumah ini pun kita lihat bersama bagaimana air tidak ada. Mereka mau mandi harus menempuh jarak 500 meter ke pemandian umum," tuturnya.
"Untuk makan dan minum, mereka berhutang ke warung kalau tidak diberi majikan," ucap Benny.