Mayoritas guru setingkat SD dan SMP di Kota Serang belum menjalani rapid test saat pembukaan KBM tatap muka dimulai hari ini, Senin (18/8/2020). Ada 7 ribu lebih guru yang tersebar si seluruh sekolah baik negeri dan swasta.
Sekdis Pendidikan Kota Serang Nursalim membenarkan bahwa sebagian besar guru belum rapid test. Meski begitu, pemkot tetap melanjutkan proses KBM tatap muka karena daerahnya merupakan zona kuning dan diperbolehkan berdasarkan aturan pemerintah pusat.
"Ya (belum semua dirapid), makanya hari ini bukan pembelajaran ini uji coba. Sesuai arahan wali dan hari ini kita teruskan rapid sampai terus menerus," kata Nursalim saat meninjau KBM tatap muka di SMPN 11 Kota Serang, Banten, Selasa (18/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk yang belum dirapid, pihak Dinkes akan melakukan tes yang jatahnya diberikan ke 200 guru per hari. Namun ada pihak sekolah yang melakukan rapid secara mandiri termasuk guru-gurunya sendiri.
Keinginan KBM tatap muka ini menurutnya bukan semata membangun popularitas Kota Serang. Tapi ada aspirasi masyarakat yang terus menerus agar ada pembukaan sekolah. Gugus tugas tingkat kota dan wali kota sendiri menyetujui karena kota termasuk zona kuning.
Pihak wali murid memang dibuatkan surat pernyataan persetujuan KBM tatap muka. Bagi yang tak menyetujui tatap muka, akan diberikan pembelajaran secara daring dari rumah. Sekolah yang belum siap menerapkan protokol kesehatan juga akan dicatat oleh pengawas sekolah dan akan jadi catatan dinas untuk diberi rekomendasi ditutup atau dilanjutkan belajar tatap muka.
Di tempat sama, Wakil Wali Kota Serang Subadri Ushuludin mengatakan, pihaknya tidak memaksa wali murid untuk belajar tatap muka. Mereka dikasih keleluasaan untuk memilih agar tetap dilayani pendidikannya di rumah.
"Intinya kita juga tidak memaksakan agar semuanya tatap muka. Dikasih keleluasaan ke seluruh wali murid ketika keberatan," ujarnya.
Untuk guru yang belum melaksanakan rapid, Dinas Kesehatan lanjutkan akan melakukan cek secara bertahap. Ia sendiri tidak memiliki data berapa jumlah guru yang sudah dirapid maupun belum.
"Bertahap. Kalau ada guru yang tak mau dirapid kasih tahu saya," tegasnya.
(bri/mud)