Dengan tekad dan semangat yang tinggi, seorang bocah bernama Jafar Sidik (11), warga asal Lembur Tengah, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat rela berjualan es buah keliling demi meringankan beban orang tuanya.
Dia menawarkan es buah dengan cara berkeliling ke permukiman warga. Tanpa ada rasa malu, Jafar dengan ikhlas menawarkan es buah yang dibawanya.
Saat bocah seusianya hanya disibukkan dengan bermain dan kegiatan belajar dari rumah atau sekolah daring, Jafar yang duduk di bangku kelas 6 SD ini justru harus menahan panasnya terik matahari untuk menjajakan dagangannya. Himpitan ekonomi membuat dirinya harus rela menyisihkan waktu untuk berjualan demi membantu orang tuanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan bermodalkan keberanian dan semangat yang tinggi, Jafar harus menawarkan dagangannya dengan cara berteriak agar dapat terdengar warga sekitar. Memang tidak mudah, dengan tangan yang kecil dan mungil dirinya hanya mampu membawa 10 cup es buah yang disimpan ditempat wadah terbuka.
Menurutnya, selain untuk dijadikan modal, hasil yang ia dapat nantinya akan disisihkan dan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Pasalnya ia bersama kedua orang tua dan adiknya tinggal di sebuah kontrakan sederhana yang harus dibayar.
"Uangnya nanti dikumpulin di mamah, biar ada modal lagi buat usaha, buat bayar token listrik sama bayar kontrakan juga," ucap Jafar saat berjualan di sekitar Jalan Mayor Abdurrahman, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (12/3/2020).
Bahkan dirinya harus menyisihkan uang dari hasil penjualan untuk membeli kuota internet agar dapat mengikuti belajar online. Pasalnya hingga saat ini belajar tatap muka di sekolah belum bisa digelar imbas pandemi COVID-19.
"Beli kuota juga paling beli setengah giga buat belajar online," tutur Jafar sambil tersipu malu.
Jafar mengaku, es buah tersebut ia jual dengan harga Rp 3.000 per cup. Dia mengungkapkan dalam sehari bisa mendapat uang Rp 50 ribu apabila dagangannya habis.
"Kalau habis, balik lagi ke rumah buat bawa es buah biar bisa jualan lagi. Sehari bisa 3 sampai 4 kali jualan sambil bawa 8 atau 10 cup es buah dalam satu kali (balikan)," ucap Jafar.
Anak pertama dari pasangan Neneng Fatimah (36) dan Ubed Junaedi (40) ini ditinggal kerja oleh ayahnya yang bekerja sebagai kuli bangunan di daerah Bandung. Untuk itulah dirinya ingin menggantikan peran sang ayah di rumah dengan berjualan es buah keliling.
"Waktu ayah bekerja di Bandung dari satu bulan yang lalu, saya jualan dan sekarang kebetulan lagi belajar di rumah. Jadi bisa bantu mamah sama adik," ucapnya.
Menurutnya, sebelum berangkat dia menyiapkan sendiri barang dagangannya dengan dibantu oleh sang ibu. Setelah semuanya selesai dan siap untuk berangkat dirinya tidak lupa berpamitan dan meminta doa kepada sang ibu agar semua dagangannya bisa habis terjual.
Neneng Fatimah, ibu Jafar mengaku jika anaknya itu rela berjualan es buah keliling karena memang kemauannya sendiri. "Biasanya berjualan dari jam 9 sampai sore. Itu memang keinginanannya sendiri karena katanya ingin membantu orang tua," ucapnya.
(mso/mso)