Wisata Alam Tak Ganggu Perkembangbiakan Elang Jawa di Gunung Ciremai

Wisata Alam Tak Ganggu Perkembangbiakan Elang Jawa di Gunung Ciremai

Bima Bagaskara - detikNews
Senin, 10 Agu 2020 07:15 WIB
Anak elang jawa yang ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Elang jawa kerap diidentikkan dengan burung garuda
Ilustrasi anak elang jawa. (Foto: Dok. TNGGP)
Kuningan -

Satwa di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai dikabarkan dalam kondisi sehat. Kabar itu didapat dari hasil pemantauan melalui kamera pengawas yang dipasang pihak Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) di beberapa titik.

Di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai terdapat beberapa satwa yang dilindungi di antaranya elang jawa serta macan tutul jawa. "Kalau hasil pemantauan baik-baik saja kondisinya. Satwa yang utama itu ada macan tutul dan elang jawa," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Kuswandono kepada detikcom Senin (10/8/2020).

Berdasarkan hasil pemantauan, menurut Kuswandono, proses perkembangbiakan elang jawa berjalan baik. Kondisi tersebut menandakan habitat burung bernama ilmiah nisaetus bartelsi itu tidak terganggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau elang jawa dari beberapa pasangan yang dipantau perkembangbiakannya berjalan baik. Jadi ini sebagai indikator bahwa perkembangbiakannya tidak terganggu dengan aktivitas wisata alam maupun masyarakat sekitar," ujar Kuswandono.

ADVERTISEMENT

Tonton video 'Harimau Sumatra Lahir di Kebun Binatang Polandia':

[Gambas:Video 20detik]



Sedangkan macan tutul jawa, pihak BTNGC baru mendapati satu ekor macan yang tertangkap kamera pengawas. "Macan kumbang itu sempat tertangkap kamera pengawas, kondisinya baik dan sehat. Namun kita belum dapat data keberadaan macan lainnya, tapi kita akan terus memantau," tutur Kuswandono.

Selain dua jenis satwa dilindungi tersebut, di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai terdapat Surili. Primata yang masih satu keluarga dengan monyet ini pun terpantau terus meningkat populasinya.

Namun untuk monyet ekor panjang dan babi hutan, menurut Kuswandono, sangat meresahkan masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. Untuk itu, pihak BTNGC bekerja sama dengan BKSDA Jabar dan polisi berencana mengurangi jumlah populasi babi hutan.

"Kalau untuk monyet ekor panjang sudah sangat meresahkan karena sering keluar kawasan dan menjadi hama masyarakat termasuk babi hutan," ujar Kuswandono.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads